Blog / Wedding Ideas / 7 Upacara Adat di Malam Sebelum Hari Pernikahan

7 Upacara Adat di Malam Sebelum Hari Pernikahan

Color:
Pernikahan tradisional tentunya sarat akan nilai-nilai budaya yang dipegang teguh oleh keluarga kedua mempelai. Berakar pada tradisi dari nenek moyang, upacara adat tidak hanya dilaksanakan pada saat hari pernikahan. Justru, ada beberapa ritual yang harus dilakukan sebelum hari pernikahan tiba. Berikut beberapa tradisi pernikahan menarik dari berbagai suku di Indonesia untuk Anda. Mari simak tradisi tersebut dan tambahkan upacara adat lain yang Anda ketahui pada kolom komentar di bawah ini.
Add To Board
7-upacara-adat-di-malam-sebelum-hari-pernikahan-1

Photography: Jacky Suharto Photography & Videography

1. Jawa – Midodareni

Pada malam midodareni, keluarga besar mempelai pria mengunjungi rumah mempelai wanita untuk menyatakan niat mereka untuk meminangnya. Di malam itu, kedua calon pengantin tidak diperbolehkan untuk bertemu. Mempelai pria membawa bingkisan yang biasa disebut seserahan, sementara mempelai wanita tetap berada di kamar pengantin dan hanya boleh dikunjungi oleh tamu wanita. Usai acara, orang tua dari calon pengantin wanita akan memberikan bingkisan balasan kepada calon pengantin pria yang biasanya berisikan kancing gelung, yaitu pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih di keesokan harinya.

2. Betawi – Malam Pacar

Upacara malam pacar diadakan semalam sebelum hari pernikahan tiba. Dalam ritual pernikahan Betawi ini, calon mempelai wanita menghiasi kuku jari tangan dan kakinya dengan pacar. Hal ini dilakukan agar calon mempelai wanita dapat tampil cantik di hari pernikahannya. Sebelumnya, dilakukan prosesi potong centung dan ngerik bulu kalong, yaitu menghilangkan beberapa bulu halus calon pengantin menggunakan uang logam dan gunting. Malam pacar biasanya dilangsungkan setelah acara lamaran, pingitan, dan siraman.


7 Upacara Adat di Malam Sebelum Hari Pernikahan Image 1

Fotografi: Le Motion

3. Sunda – Ngeuyeuk Seureuh

Ngeuyeuk seureuh biasanya diadakan di rumah mempelai wanita pada malam hari sebelum akad nikah. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar dari kedua calon pengantin. Dalam acara ini, keduanya meminta restu kepada orang tua masing-masing dengan disaksikan oleh sanak saudara. Melalui prosesi ini, orang tua memberikan nasihat melalui simbol dari benda-benda yang digunakan selama acara berlangsung. Petuah yang diberikan diharapkan akan bermanfaat bagi kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Pelaksanaan acara ngeuyeuk seureuh dipimpin oleh wanita yang telah berumur dan paham betul tentang acara adat ini, biasa disebut nini pangeuyeuk.

4. Banjar – Badudus atau Bapapai

Badudus atau bapapai merupakan upacara pemandian untuk membersihkan jiwa dan raga yang dilakukan sebelum upacara penikahan pengantin Banjar. Biasanya, tradisi ini dilakukan pada malam hari menjelang hari pernikahan di kediaman mempelai wanita. Bapapai sendiri memiliki arti memercikkan air dengan mayang pinang kepada kedua mempelai. Ritual ini dilakukan oleh wanita-wanita yang dituakan dalam keluarga atau sesepuh dengan jumlah ganjil secara bergantian.


7 Upacara Adat di Malam Sebelum Hari Pernikahan Image 2

Fotografi: Namora Pictures dari Pernikahan Adat Jawa dan Koto Gadang di Jakarta

5. Minang – Malam Bainai

Malam Bainai adalah malam terakhir bagi calon pengantin wanita untuk menikmati kebebasannya sebagai wanita lajang. Tak ayal, malam itu pun biasanya dihabiskan dengan keluarga dan teman dekat. Sebelum prosesi ini dimulai, biasanya dilakukan ritual mandi-mandian. Kata Bainai sendiri berarti memakai inai, yaitu tumbuhan yang mengeluarkan warna jingga ketika ditumbuk. Inai tersebut kemudian dibubuhkan pada kuku jari calon pengantin wanita. Pemberian warna tersebut pun memiliki arti yang berbeda-beda di setiap jarinya, misalnya jari manis tempat cincin kawin melambangkan pengharapan agar kedua mempelai selalu setia dan saling mencintai.

6. Minahasa – Malam Gagaren

Malam gagaren atau malam muda-mudi merupakan acara mandi di bawah pancuran air. Tradisi ini semakin sulit dilaksanakan di kota-kota besar, sehingga biasanya digantikan oleh upacara mandi lumelek dan bacoho. Lumelek merupakan tradisi mandi menginjak batu dengan mencampur sembilan jenis bunga yang berwarna putih dan harum. Sementara itu, mandi bacoho adalah ritual adat yang saat ini banyak dilakukan sebagai simbolisasi. Mandi bacoho layaknya mandi seperti biasa, membersihkan diri dari ujung kepala sampai kaki. Dalam mandi bacoho, biasanya parutan kelapa digunakan untuk keramas agar rambut terlihat berkilau.


7 Upacara Adat di Malam Sebelum Hari Pernikahan Image 3

Fotografi: Bernardo Pictura

7. Bugis – Mappacci

Ritual mappacci melambangkan kebersihan atau kesucian. Upacara ini diawali dengan mempersilakan kedua mempelai duduk untuk duduk di pelaminan, di mana sebuah bantal diletakkan di hadapan mereka sebagai simbol penghormatan. Ada pula tujuh lembar sarung sutera sebagai simbol harga diri, sepujuk daun pisang sebagai simbol hidup yang berkesinambungan, lilin sebagai simbol penerangan, serta tujuh daun nangka tanda harapan. Pacci dihaluskan dalam wadah yang terbuat dari logam kuning untuk menandakan kesucian atau kebersihan. Lalu, tamu yang hadir akan secara satu-persatu mengusapkan pacci ke telapak tangan atau kuku kedua mempelai disertai dengan doa. Orang-orang yang menyematkan pacci biasanya adalah keluarga dan kerabat dekat yang dikenal memiliki rumah tangga yang bahagia dan langgeng.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now