Blog / Relationship Tips / Hukum Menunda Malam Pertama dalam Islam

Hukum Menunda Malam Pertama dalam Islam

Color:

Setelah sah menjadi suami-istri, berhubungan intim menjadi salah satu dorongan yang lahir secara alamiah sebagai ekspresi cinta. Sering kali orang berpikir malam pertama setelah sah menjadi suami-istri akan dipenuhi dengan gairah asmara. Tapi yang terjadi bisa juga sebaliknya dan ini adalah hal yang wajar terjadi. Mengapa?

Dalam Islam menunda malam pertama hukumnya adalah mubah atau diperbolehkan

Prosesi pernikahan di Indonesia, terutama yang dibarengi dengan ritual adat seringkali memakan waktu yang panjang. Ditambah dengan jumlah tamu undangan yang banyak, membuat acara pernikahan berlangsung seharian. Alhasil ketika akad dan resepsi berakhir, pengantin pun kehabisan tenaga hingga yang terpikir adalah menunda malam pertama. Tapi bagaimanakah penundaan ini menurut Islam?

Agama Islam tidak mewajibkan adanya hubungan intim di malam pertama resmi menjadi suami-istri. Islam menekankan hubungan intim ini harus dilakukan dalam consent atau keinginan dari kedua belah pihak. Artinya jika ada salah satu pihak yang meminta untuk menunda, maka pihak lainnya tidak boleh memaksa.

Hukum menunda malam pertama di dalam Islam disebut mubah atau diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah SAW pada Aisyah RA. Nabi Muhammad SAW menikahi Aisyah RA ketika berusia 7 tahun. Rasulullah SAW kemudian memutuskan untuk menunda malam pertamanya dengan Aisyah RA hingga ia berusia 9 tahun. Dalam hadis HR Muslim dijelaskan sebagai berikut: "Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menikah dengan Aisyah radhiyallahu 'anha ketika Aisyah berusia 7 tahun. Dan Aisyah kumpul dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau berusia 9 tahun, sementara mainan Aisyah bersamanya. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat ketika Aisyah berusia 18 tahun." (HR. Muslim)

Maka jika meneladani apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, maka penundaan malam pertama sangatlah bisa dilakukan. Bahkan tidak ada batasan waktu berapa lama penundaan bisa dilakukan. Kata kuncinya adalah sesuai kesepakatan dan kesiapan kedua belah pihak, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad pada Aisyah RA.

  Hukum Menunda Malam Pertama dalam Islam Image 1
Akreditasi: LAKSMI - Kebaya Muslimah & Islamic Bride

Islam menekankan pada hubungan intim yang penuh kemesraan

Tidak hanya bicara tentang kesiapan dan kesepakatan, Islam juga menekankan bahwa hubungan intim khusus malam pertama harus dilakukan dengan penuh kelembutan serta kemesraan. Pertama pengantin pria diminta untuk meletakkan tangannya di ubun-ubun istri lalu bacalah basmalah dan berdoa. Berikut doa yang dianjurkan, "Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa."

Setelah membaca doa, bukan berarti langsung melakukan hubungan intim tapi Islam menganjurkan untuk melakukan salat sunnah dua rakaat bersama. Tujuannya adalah mendapatkan keberkahan dari Allah atas rumah tangga yang hendak dibina berdasarkan cinta. Baru setelah itu pasangan suami istri bisa mengawali hubungan intim dengan penuh kelembutan dan kemesraan.

Pada hadis Asma' binti Yazid binti as-Sakan radhiyallahu 'anha bahkan disebutkan Nabi Muhammad SAW menghadiahkan sesuatu kepada Aisyah terlebih dahulu. "Saya merias Aisyah untuk Rasulullah SAW. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping Aisyah. Rasulullah SAW pun kemudian menyodorkan segelas susu untuk Aisyah. Tetapi Aisyah menundukkan kepalanya malu-malu." Kemudian Asma binti Yazid melanjutkan, "Aku menegur 'Aisyah dan berkata kepadanya, ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah SAW. Akhirnya 'Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit (HR. Ahmad)."

Ketika suasana sudah semakin intim dan mesra, Islam lagi-lagi menekankan untuk membaca doa sebelum mulai melakukan malam pertama. "Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami." Bahkan dalam HR. Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda doa sebelum melakukan hubungan ini penting selalu dilakukan agar interaksi yang terjadi tidak akan membahayakan kedua belah pihak. "Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya." (HR. Bukhari).

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now