Blog / Wedding Ideas / Apa yang Disukai dan Dihindari Tamu Gen Z di Acara Pernikahan?

Apa yang Disukai dan Dihindari Tamu Gen Z di Acara Pernikahan?

Color:
Add To Board
apa-yang-disukai-dan-dihindari-tamu-gen-z-di-acara-pernikahan-1

Photography: Muuffinns

Add To Board
apa-yang-disukai-dan-dihindari-tamu-gen-z-di-acara-pernikahan-undefined

Photography: Muuffinns

Ketika Anda memutuskan untuk merayakan hari pernikahan Anda, tentu Anda ingin semua tamu yang hadir bisa menikmati setiap momentum yang tercipta, bukan? Terutama apabila tamu Anda justru didominasi oleh Generasi Z atau mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Berbeda dari kelompok usia sebelumnya, Gen Z justru dikenal sebagai generasi yang peka terhadap tren dan penuh semangat untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Mereka bahkan tidak segan dalam menyuarakan preferensi mereka. Karena mereka tahu persis apa saja hal yang menurut mereka sudah tidak relevan lagi dan cenderung menghindari segala sesuatu yang dirasa terlalu formal atau dipaksakan oleh tradisi lama. Gaya hidup yang lebih santai dan inklusif juga menjadi nilai yang mereka junjung tinggi.

Jika Anda berencana mengundang tamu dari generasi ini, memahami preferensi mereka bisa menjadi langkah penting untuk menciptakan pengalaman pernikahan yang lebih mengesankan. Apalagi, Gen Z justru lebih menyukai pesta pernikahan yang memungkinkan mereka untuk mingle dan menikmati suasana yang lepas dari aturan-aturan kaku. Nah, mari ketahui lebih lanjut tentang apa saja yang mereka sukai dan cenderung dihindari agar Anda dapat merancang pernikahan yang terasa lebih relevan, terutama bagi mayoritas tamu Gen Z Anda.

TIPE PESTA PERNIKAHAN YANG DISUKAI TAMU GEN Z

  1. Perayaan yang Lebih Santai dan Otentik
    Gen Z sangat menyukai pesta pernikahan yang mencerminkan personalitas para pasangan. Mereka menyukai acara yang terasa otentik dan dipenuhi elemen detail yang dipikirkan dengan matang. Banyak pasangan masa kini mulai menghilangkan tradisi yang terasa ketinggalan zaman dan menggantinya dengan momen yang benar-benar merefleksikan perjalanan cinta mereka, termasuk memilih tamu dalam jumlah terbatas dan rombongan pengiring yang lebih sedikit demi menciptakan suasana yang lebih intim. Beberapa ahli perencana pernikahan juga mengungkapkan bahwa kini Gen Z lebih menyukai dokumentasi yang bersifat natural. Vendor fotografer diharapkan mampu berperan sebagai dokumentator, bukan seorang sutradara. Artinya, mereka fokus menangkap air mata bahagia, tawa spontan, dan momen-momen tak terduga yang lebih menggambarkan emosi nyata, bukan potret yang terlalu diatur atau diposekan, kecuali saat ingin melakukan sesi foto stassy yang memang bersifat formal.
  2. Permainan Rona dan Tekstur yang Lebih Berani
    Setelah bertahun-tahun tren pernikahan didominasi oleh permainan palet netral, Gen Z justru kini mendambakan warna-warna vibran dan elemen dekorasi yang lebih playful. Pilihan skema rona seperti radiant pinks, citrus orange, sunny yellows, hingga pastel blue mulai menjadi favorit. Mereka yang masih berada dalam kategori usia Gen Z juga menyukai penggunaan bunga lokal, material daur ulang, dan dekorasi dari toko barang bekas yang bisa digunakan kembali. Tak hanya itu, Gen Z juga menyukai elemen dekorasi yang Instagrammable dan TikTok-friendly, seperti dinding pop art, instalasi bunga raksasa, hingga signage neon dengan kata-kata yang menarik. Elemen-elemen ini bisa menjadi latar ideal untuk berbagi momen di media sosial, sekaligus memperkuat estetika visual secara keseluruhan.
  3. Pesta Pernikahan yang Berkesan
    Bagi tamu Gen Z, sebuah pernikahan yang berkesan adalah pesta yang terasa hidup dari awal hingga akhir. Mereka ingin bisa menari bebas dengan iringan musik yang energik dan suasana yang tidak pernah kehilangan momentum. Maka tak heran, memilih DJ atau band yang mampu menjaga semangat di lantai dansa kini menjadi kebutuhan penting. Musik yang dipilih pun tidak boleh asal, Gen Z cenderung tidak tertarik pada daftar lagu pernikahan yang sudah usang. Sebaliknya, mereka lebih menyukai kombinasi lagu-lagu indie, tren musik dari TikTok, ataupun lagu nostalgia yang bisa dinyanyikan bersama.
    Menariknya, preferensi mereka terhadap konsumsi minuman juga sudah lebih bervariatif. Sebagian Gen Z memang masih menikmati bar yang lengkap dengan berbagai pilihan minuman, namun ada pula yang dengan sadar memilih pesta tanpa alkohol. Itulah mengapa, tren dry wedding atau pesta tanpa alkohol kini semakin populer. Pilihan ini didasari oleh kesadaran yang lebih tinggi terhadap gaya hidup sehat serta pentingnya menciptakan suasana yang tetap aman dan nyaman bagi semua tamu.

TIPE PESTA PERNIKAHAN YANG TIDAK BEGITU DISUKAI TAMU GEN Z

 Apa yang Disukai dan Dihindari Tamu Gen Z di Acara Pernikahan? Image 1

  1. Jamuan Duduk Formal dan Tradisi Bersulang
    Jamuan makan malam formal dengan hidangan berkelas dan sesi bersulang yang panjang kerap kali terasa tidak relevan. Generasi Z kurang menyukai konsep duduk terlalu lama untuk menyimak deretan sambutan dari keluarga, sahabat, hingga rekan kerja. Format yang terlalu kaku dan berlarut-larut ini dianggap mengurangi energi dan keseruan pesta. Sebaliknya, Gen Z cenderung memilih hidangan yang lebih kasual dan mudah dinikmati sambil tetap beraktivitas. Sajian ringan seperti dimsum lokal, beberapa potong kue, atau jajanan pasar dari gubukan yang mengelilingi area pesta lebih menarik perhatian mereka. Konsep live food station atau snack bar di area dansa juga bisa menjadi pilihan ideal. Karena memungkinkan para tamu untuk tetap terlibat dalam suasana pesta tanpa perlu menjeda momen bersenang-senang. Jadi, daripada memilih sesi bersulang yang panjang, Gen Z lebih menyukai satu ucapan terima kasih singkat dari pasangan pengantin atau bahkan menghadirkan area "toasting corner" khusus yang diadakan secara kasual, sehingga format acara akan terasa jauh lebih ringkas dan berkesan.
  2. Diselimuti oleh Tradisi Perayaan yang Kaku
    Seiring dengan berkembangnya nilai-nilai baru, banyak tamu Gen Z yang mulai merasa bahwa tradisi lama dalam pesta pernikahan tidak lagi relevan dengan zaman. Beberapa tradisi seperti lempar buket, prosesi potong kue bertingkat, hingga tarian orang tua sering kali dianggap terlalu canggung dan eksklusif. Itulah alasan mengapa alih-alih mengikuti alur tradisional yang terasa dipaksakan, beberapa pasangan pengantin Gen Z kini lebih memilih format perayaan yang terasa personal, yaitu dengan meninggalkan urutan perkenalan formal di pintu masuk resepsi dan menggantinya dengan sesi mingle yang lebih spontan. Hal ini dilakukan agar para tamu bisa saling berbaur tanpa terlalu banyak struktur yang mengatur jalannya acara.
  3. Produk Kertas Berlebihan yang Tidak Ramah Lingkungan
    Kesadaran terhadap isu lingkungan juga menjadi bagian penting dari preferensi Gen Z. Mereka cenderung menghindari penggunaan produk kertas yang berlebihan karena dianggap tidak ramah lingkungan. Produk kertas berlebihan, seperti undangan cetak berlapis tinta, buku tamu fisik, atau souvenir berbahan plastik sering kali dianggap sebagai limbah yang mudah menjadi sampah.
    Sebagai gantinya, undangan digital, buku tamu virtual, kertas daur ulang, hingga seed-paper invites yang bisa ditanam menjadi pilihan yang jauh lebih disukai. Menurut data terbaru dari Wifitalents, sekitar 20% pasangan kini sudah beralih ke undangan digital demi mengurangi limbah kertas, sementara tren penggunaan suvenir ramah lingkungan meningkat hingga 30% dalam empat tahun terakhir.
    Hal serupa berlaku pada penyajian makanan. Gen Z cenderung menghindari kemasan sekali pakai seperti kotak snack individual, alat makan plastik, atau pembungkus berbahan sintetis. Selain dapat menimbulkan sampah, kemasan semacam itu dinilai mengganggu estetika visual dari keseluruhan pesta. Sebagai alternatif, mereka lebih menyukai penggunaan bahan daur ulang, kemasan yang dapat terurai, atau peralatan makan yang dapat digunakan kembali.

Memahami preferensi Gen Z bukan berarti Anda harus mengesampingkan nilai-nilai tradisional yang selama ini Anda pegang, tetapi justru membuka ruang untuk merancang pesta pernikahan yang lebih relevan sekaligus membekas di hati setiap tamu yang hadir. Semua pilihan kembali lagi ke tangan Anda.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now