"Kami bertemu di sebuah coffee shop pada tahun 2014. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama, namun kami baru memulai hubungan pada tahun 2017," Afira, yang akrab disapa Eyya, mengenang. Tak seperti pasangan lain, Ryan melamar kekasihnya dengan cara yang cukup kekinian. "Tahun lalu bulan September sekitar pukul 2 siang, tiba-tiba notifikasi Instagram saya penuh dengan orang-orang yang tag saya dalam foto mereka dengan #1000postuntukeyya. Bahkan akun-akun terkenal seperti Dagelan pun ikut mengunggah foto! Saya sangat terkejut dan bahagia," ujar Afira. Ia pun melanjutkan, "Walaupun tidak mencapai 1000 post atau hanya ada satu post pun, saya akan tetap mengiyakan lamaran Ryan."
Merencanakan pemotretan pre-wedding mereka butuh waktu sekitar dua minggu. "Saya keturunan Sunda sedangkan Ryan Betawi, jadi kami memilih tema Peranakan yang menggambarkan kebudayaan masyarakat Jawa di tahun 1930," Afira menjelaskan. Dengan busana nuansa putih dan biru, pemotretan mereka di Gedong Putih sangat memesona. Tempat yang luas memberikan ruang bagi sang pasangan untuk bersantai dan benar-benar menikmati kehadiran satu sama lain. Namun demikian, sesi kedua mereka di Pecinan memiliki cerita yang berbeda. "Saat itu begitu banyak pengunjung dan kami menjadi pusat perhatian. Beberapa bahkan sampai menertawakan kami!" ujar Afira dengan senyuman.
Bagaimana pendapat Anda tentang album ini? Tambahkan foto yang Anda sukai ke inspiration board dan mulailah segera merencanakan pemotretan pre-wedding Anda!
