Saat mata dan hati berpapasan dengan sebuah mahakarya seni, pertanyaan akan makna dan pesan apa yang ingin disampaikan pencipta seni pun terlintas dalam setiap mata yang memandang. Namun, tak dapat dipungkiri, balutan keindahan yang ditampilkan karya itupun seakan mampu menyulap setiap hati yang menatapnya. Pertanyaan akan maksud dan makna seketika melebur meninggalkan hanya rasa takjub akan keindahan yang ditampilkan. It seems so easy and soft to be in love with an art.
Layaknya proses jatuh hati pada sebuah karya seni, kisah cinta dua insan ini, Zahra dan Enrico berjalan seirama dengan alunan tersebut. Bertemu pertama kali di Kota New York, cinta pada pandangan pertama tak ada di dalam kamus keduanya. Nyatanya, kasih yang ada diantara keduanya kian tumbuh begitu indah lantaran perasaan easy yang lahir setiap keduanya sedang bersama, seperti yang disampaikan oleh Zahra berikut, "Karena it's just feel so easy for me to be with him — terus pas pre-marital counseling 3 core values kita sama, mungkin itu yang bikin "easy"". Pernyataan ini kian diperkuat oleh Enrico yang menyatakan "semua checklist yang saya buat untuk saya menjadi manusia yang lebih baik ada di dalam pasangan saya"
Perpaduan kasih yang jatuh begitu mudah dan indah itu kemudian sampai pada ikatan suci abadi. Uniknya, Zahra dan Enrico yang memilih lokasi pernikahan di Museum MACAN kian menyematkan keindahan karya seni yang begitu kental dalam perjalanan kasih mereka. Tak hanya lokasi pernikahan, tatanan dekorasi yang kental akan seni Rococo ini ternyata terinspirasi dari lukisan The Swing by Jean Honore Fragnorad, The Birth of Venus, juga The Progress of Love. Layaknya karya seni yang populer akan rona pastelnya, Zahra menetapkan dominasi warna pink sekaligus representasi dari warna kesukaannya.
Pernikahan yang digelar secara intim ini hanya mengundang total tamu sebanyak 80 orang. Rupanya ini merupakan gambaran pernikahan impian yang Zahra ingin wujudkan. Menganut konsep Intimate Western Wedding, Zahra dan Enrico merayakannya hanya dengan para keluarga dan teman terdekat mereka. Kesederhanaan acara yang terangkai secara dalam dimulai dari sesi makan siang bersama, foto keluarga, lalu upacara pemberkatan. Setelah itu berlanjut pada sesi cocktail hour dan exhibition visit. Kehangatan selebrasi tersebut kemudian ditutup dengan acara makan malam bersama.
Simple dan timeless terepresentasikan secara nyata pada perayaan pernikahan Zahra dan Enrico, lantaran pemilihan wedding gown berwarna putih dengan model tube dress lengkap beserta sematan detachable train yang menghiasi. Sedangkan untuk acara makan malam, Zahra secara mantap melabuhkan pilihannya pada gaun karya desainer Toton yang telah lama Ia idamkan. Rona merah muda pada veil dan bow dari gaun tersebut kian menjadi aksesori pilihan yang menambah kesan manis.
Bak keindahan seni yang terukir secara nyata dalam pernikahan Zahra dan Enrico, berikut album pernikahan keduanya yang seketika mampu membuat kami jatuh hati.
