Blog / Relationship Tips / Tips Hadapi Keluarga yang Ikut Campur Berlebihan dalam Urusan Pernikahan

Tips Hadapi Keluarga yang Ikut Campur Berlebihan dalam Urusan Pernikahan

Color:
Add To Board
tips-hadapi-keluarga-yang-ikut-campur-berlebihan-dalam-urusan-pernikahan-1

Bagi masyarakat Indonesia, pernikahan adalah hajatan keluarga besar. Persepsi ini lahir dari kentalnya rasa kekeluargaan pada setiap entitas kebudayaan. Alhasil setiap anggota keluarga harus dilibatkan atau bahkan menawarkan diri untuk terlibat secara langsung dalam urusan pernikahan. Di satu sisi hal ini membuat urusan menyiapkan pernikahan serasa ditanggung bersama. Tapi di sisi lain, keterlibatan banyak orang membuat Anda dan pasangan harus menjaga perasaan banyak orang.

Tantangan semakin bertambah ketika ada anggota keluarga yang merasa keterlibatan dirinya didefinisikan sebagai mengkritisi semua hal yang sudah Anda dan pasangan putuskan. Biasanya anggota keluarga seperti ini memang selalu rajin memberi komentar dalam setiap acara keluarga. Mereka hanya ingin terlihat "berperan" tanpa beraksi. Bahkan sering kali orang-orang seperti ini akan membuat Anda dan pasangan merasa bersalah dan mengalah demi memuaskan orang lain. Padahal pernikahan yang tengah dirancang juga adalah tentang mengartikulasikan perayaan cinta yang Anda dan pasangan impikan. Artinya hari pernikahan Anda dan pasangan haruslah berkesan, bahagia dan bebas dari orang-orang yang toksik.

Agar semua itu terwujud, simak tips dalam menghadapi keluarga yang ikut campur berlebihan dalam persiapan pernikahan. Berikut langkah-langkah yang harus Anda dan pasangan lakukan:

  1. Identifikasi Anggota Keluarga yang Peduli atau Hanya Sekadar Mengkritisi
    Sadarilah bahwa ada bedanya antara anggota keluarga yang mengganggu dengan yang tidak menyenangkan alias toksik. Adapun anggota keluarga yang toksik sering kali memanipulasi pikiran Anda hingga timbul rasa bersalah jika tidak mengikutinya. Orang toksik biasanya akan selalu mengkritik atau berkomentar negatif meski tanpa alasan yang kuat. Jadi ketika Anda selalu merasa tidak nyaman, bereaksi emosional dan menjadi tidak yakin atas keputusan yang diambil setiap kali anggota keluarga tertentu memberikan komentar, maka ini tandanya Anda tengah dimanipulasi. Dan sebaiknya hindarkan diri dari orang yang manipulatif.
  2. Berikan Tugas yang Spesifik untuk Anggota Keluarga yang Terlalu Ikut Campur
    Setelah bisa mengidentifikasi mana anggota keluarga yang terlalu ikut campur atau toksik, Anda bisa mengukur apakah dia penting untuk dilibatkan atau tidak. Terkadang situasinya tidak mudah untuk mengeluarkannya dari kepanitiaan karena hubungan kekeluargaan yang dekat. Untuk situasi seperti ini, berikanlah anggota keluarga tersebut tugas yang spesifik seperti memastikan stal makanan terisi dengan benar atau menjaga suvenir. Tugasnya bisa jadi sederhana tapi tetap terlihat berperan penting dalam acara pernikahan Anda dan pasangan.
  3. Minta Bantuan Anggota Keluarga Lain
    Memang situasinya akan dilematis, memberikan tugas kepada anggota keluarga yang hanya ingin terlihat berkontribusi tanpa berperan aktif. Apakah karakter seperti ini akan mengerjakan tugasnya dan bertanggung jawab? Untuk mengantisipasi segala situasi, mintalah bantuan dari anggota keluarga lain sebagai "pengawas". Sebaiknya pilihlah anggota keluarga yang Anda percaya dan bisa bicara secara terbuka. Sehingga apabila anggota keluarga yang terlalu ikut campur tidak menjalankan tugasnya, "si pengawas" bisa menggantikan perannya. Manfaat lain dari strategi ini, Anda bisa membatasi interaksi langsung dengan anggota keluarga yang mengganggu tadi. Sehingga Anda dan pasangan tidak habis energinya hanya kepada satu orang.
  4. Jika Memang Harus, Jangan Ragu untuk Berkata,"Tidak!"
    Merencanakan pernikahan pasti menguras banyak energi, emosi, waktu dan materi. Ini mengapa Anda dan pasangan harus bisa mengukur mana yang patut diperjuangkan dan mana yang tidak. Jika anggota keluarga yang toksik tetap tidak bisa memberikan dampak positif pada persiapan pernikahan Anda, maka jangan ragu untuk menolak keterlibatannya. Sampaikan penolakan Anda dengan tegas dan sopan sehingga orang tersebut melihat alasan rasionalnya. Ingatlah bahwa yang sedang dipersiapkan ini adalah pernikahan Anda dan pasangan maka Anda berdualah yang "berkuasa" penuh atas persiapan hingga pelaksanaanya. Maka pilihlah orang-orang yang mampu membangun energi positif dari mulai perencanaan hingga hari H pernikahan.
  5. Beri Ruang Distraksi untuk Diri Sendiri
    Memang merencanakan pernikahan adalah hal yang menyenangkan tapi tetap berikan ruang untuk diri sendiri. Meski hanya 15 atau 30 menit mendengarkan musik, menonton film atau melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan persiapan pernikahan. Mengapa? Dengan begini Anda tetap bisa terkoneksi dengan diri sendiri dan menjaga emosi serta mental tetap sehat. Karena mengurus pernikahan, meskipun ini hari bahagia yang diimpikan, bisa jadi begitu penuh tekanan dan ketegangan. Makar uang distraksi menjadi semacam area refreshing agar selalu semangat mewujudkan impian di hari bahagia.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now