Bertemu di bangku SMA, kisah cinta Evan dan Sasa dimulai 13 tahun yang lalu. Walaupun sudah menjalin hubungan sekian lama, Evan dan Sasa mengutamakan betul mereka harus menikah dengan alasan yang tepat. "Karena sudah kenal lama, kesepakatan untuk menikah pun dimulai dari obrolan santai. Bagi kami, sebuah pernikahan harus didasari dengan kedewasaan dan kesiapan mental untuk memulai rumah tangga. Pernikahan lebih penting dari selebrasi, yang penting adalah menyatukan visi sebagai pasangan," Sasa bercerita.
Walaupun dengan hati yang mantap untuk melangsungkan pernikahan, rupanya persiapan pernikahan Evan dan Sasa mengalami banyak tantangan. Persiapan dimulai sebulan sebelum pandemi dan venue sudah dikunci. Namun ketika Covid-19 masuk ke Indonesia, banyak yang harus berubah. "Apalagi sebulan sebelum hari H ada anggota keluarga yang dinyatakan positif dan kemudian ada berita duka 2 minggu sebelum hari H," ujar Sasa. Namun para vendor yang sangat fleksibel dan pengertian meninggalkan kesan mendalam di hati Sasa dan pada akhirnya, pernikahan mereka pun terwujud.
Dipenuhi nuansa putih, abu-abu, dan nude, konsep pernikahan mereka bertajuk modern dengan sentuhan klasik. Bagi Evan dan Sasa, momen pemberkatan menjadi momen favorit mereka. Walau acaranya sangat sederhana, banyak sekali teman-teman Evan dan Sasa yang ikut terharu bahwa keduanya akhirnya menikah. Finally. "Membaca wedding wishes dan ucapan dari teman-teman yang ikut bahagia benar-benar membuat kami senang. Jujur, kami tidak mengharapkan banyak untuk pernikahan ini, tetapi ternyata yang terjadi justru lebih baik dari apa yang kami rencanakan," Sasa berujar.
Menurut Sasa dan Evan, seluruh persiapan pernikahan yang penuh dengan tantangan ini mengajarkan mereka satu hal, "Saya teringat lirik dari band favorit saya, Coldplay, 'Through chaos as it swirls, it's us against the world'," Well, it was, and it was beautiful. Happy Wedding Evan & Sasa!
