Berawal dari perjumpaan tak terduga setelah sekian tahun, Bella dan Akbar adalah teman semasa SMA yang berkesempatan untuk menjadi teman hidup selamanya. Tanpa perlu menunggu terlalu lama, Akbar memberanikan dirinya untuk melamar sang kekasih melalui izin keluarga besarnya dan kedua orang tua Bella. Dari sanalah persiapan pernikahan mereka dimulai.
"Kami berdua berasal dari Palembang dan juga berasal dari suku yang sama, yaitu suku Komering. Alhasil, dari makanan kesukaan, kebiasaan, dan sifat keluarga masing-masing sangat mirip," terang Bella mengenai karakternya dan Akbar. Lebih lanjut, sang mempelai perempuan juga menuturkan, "tentunya juga ada perbedaan yang harus kita tolerir satu sama lain, contohnya pekerjaan. Dengan dunia pekerjaan yang amat berbeda, kami tetap harus belajar untuk mengerti dan memaklumi perbedaan tersebut."
Hari yang telah dinantikan pun tiba, paduan konsep pernikahan tradisional dengan sentuhan modern terlihat begitu unik dengan latar kota Jakarta. Selebrasi yang digelar di Plataran Hutan Kota tersebut sukses membangun suasana pernikahan semi-outdoor yang diinginkan oleh kedua mempelai. "Secara keseluruhan, kami ingin pernikahan impian ini tetap berjalan dengan khidmat, cantik sesuai dengan budaya khas Sumatra Selatan, serta aman bagi semua tamu yang hadir," ungkap Bella. Keduanya memilih agar dekorasi pernikahan mereka didominasi rona biru langit, dengan aksen perak dan emas khas Palembang. Pesona pernikahan mereka juga terletak pada panggung pernikahan rancangan Airy, yang terinspirasi dari Rumah Limas, rumah tradisional masyarakat Palembang.
Untuk menyelaraskan dekorasi yang teduh di pagi hari, sang pengantin memutuskan untuk memesan khusus kain songket dalam rona biru keabu-abuan, karena sulitnya mendapatkan warna spesifik yang diinginkan. Meskipun harus menunggu waktu sekitar dua bulan, Bella merasa sangat puas dengan hasil tenunan tersebut.
Ternyata, sang pengantin perempuan juga memiliki prinsip tersendiri mengenai salah satu detail pernikahannya, yakni ia tetap menyebarkan undangan fisik. Bagaimanapun juga kesan pertama tentang pernikahan seseorang terletak pada undangannya. "Saya bersyukur dapat bertemu dengan Sho Paper karena mereka sangat mengerti ide utamanya. Mereka dapat membuat segala elemen tradisional Palembang yang ramai menjadi minimalis. Hasilnya, undangan menjadi informatif namun cantik dengan segala informasi mengenai protokol kesehatan, sesi acara, hingga barcode yang harus dicantumkan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga berbagi cerita mengenai tantangan terbesar dalam melaksanakan hari istimewa di situasi pandemi. Ketika harus memberikan informasi kepada keluarga besar karena pernikahan akan dilaksanakan dengan protokol ketat, Bella menyarankan agar kedua belah pihak keluarga selalu berkomunikasi demi menghindari salah paham, terutama kepada para tetua yang belum begitu familier dengan kondisi saat ini. Ia juga mengatakan bahwa, alangkah baiknya jika pasangan yang mempunyai anggaran lebih, supaya dapat melaksanakan swab test untuk para vendor dan tamu undangan, agar semua tamu yang hadir dapat merasa nyaman satu sama lain. Terakhir, perhatikan venue yang dipilih beserta jumlah tamu undangan. Carilah venue yang menyediakan ruang outdoor agar sirkulasi udara baik serta memiliki aturan jelas mengenai penyajian makanan, karena aspek ini harus menjadi fokus terpenting dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Mari simak lebih lanjut detail pernikahan Bella dan Akbar yang diabadikan oleh vendor favorit keduanya, The Leonardi.
