Blog / Wedding Ideas / Mengenal Kebaya Nitik: Tradisi yang Anggun dan Bermakna di Siraman Al Ghazali

Mengenal Kebaya Nitik: Tradisi yang Anggun dan Bermakna di Siraman Al Ghazali

Color:
Add To Board
mengenal-kebaya-nitik-tradisi-yang-anggun-dan-bermakna-di-siraman-al-ghazali-1
Add To Board
mengenal-kebaya-nitik-tradisi-yang-anggun-dan-bermakna-di-siraman-al-ghazali-undefined

Dalam prosesi siraman Al Ghazali yang sarat makna, Maia Estianty tampil memesona dengan kebaya kutu baru berwarna biru dongker. Corak floral dengan kelopak bunga besar dalam gradasi merah muda, kuning, dan putih menghiasi kainnya, memberi kesan segar sekaligus klasik.

Namun di balik keindahan motif bunga tersebut, tampak detail halus berupa titik-titik kecil yang menyerupai corak nitik, elemen klasik dari kekayaan wastra Jawa. Corak nitik ini seolah menghadirkan simbol kesabaran, ketulusan, dan untaian doa dalam setiap helai kain.

Apa Itu Kebaya Nitik?

Kebaya nitik adalah kebaya yang menggunakan kain bermotif titik-titik kecil tersusun rapih, dikenal dalam dunia wastra sebagai corak klasik batik Jawa yang kerap dipadukan dengan teknik jumputan atau ikat celup. Setiap titik pada motif nitik dianggap melambangkan doa, harapan, dan kesabaran. Dalam tradisi Jawa, titik-titik kecil ini ibarat manik-manik doa yang tertanam di setiap jalinan benang.

Mengenal Kebaya Nitik: Tradisi yang Anggun dan Bermakna di Siraman Al Ghazali Image 1

Mengenal Kebaya Nitik: Tradisi yang Anggun dan Bermakna di Siraman Al Ghazali Image 2

Makna yang Tersimpan di Balik Kebaya Nitik

Pada siraman Al Ghazali, Maia tampil dalam kebaya kutu baru berwarna biru dongker dengan motif floral besar dalam sentuhan warna merah muda, kuning, dan putih. Yang membuat kebaya ini istimewa adalah hadirnya pola titik-titik kecil yang tersebar halus di tepian kain dan sisi kancing. Inilah sentuhan nitik yang menguatkan pesan: kebaya bukan sekadar busana, melainkan penanda restu dan cinta ibu yang tersulam rapi. Kebaya anggun ini dipadankan dengan jarik batik cokelat gelap bermotif tradisional yang dikenakan dengan wiru yang tersusun rapi. Keseluruhan penampilan Maia dilengkapi dengan sanggul Jawa klasik dan roncean melati putih yang mengelilingi kepala, simbol kesucian dan doa agar pernikahan sang anak berjalan penuh berkah.

Mengenal Kebaya Nitik: Tradisi yang Anggun dan Bermakna di Siraman Al Ghazali Image 3

Kebaya nitik mengajarkan bahwa dalam setiap titik, tersimpan pesan-pesan luhur: ketekunan, kasih sayang, serta doa tanpa jeda dari seorang ibu untuk anaknya, dan selalu menyertai setiap langkah sang anak menuju gerbang rumah tangga. Sebuah filosofi yang indah, terbungkus dalam kain, dan menjadi bagian dari perjalanan sakral menuju pernikahan.

Mengenal Kebaya Nitik: Tradisi yang Anggun dan Bermakna di Siraman Al Ghazali Image 4

Seluruh keluarga tampil serasi: sang ayah, Irwan Mussry, mengenakan beskap bernuansa senada, dan kedua adik Al Ghazali, El Rumi serta Dul Jaelani, turut memakai pakaian adat yang menyempurnakan harmoni visual serta nuansa kekeluargaan dalam prosesi.

Setiap detail kebaya, dari motif floral hingga sentuhan nitik, mengajarkan bahwa memilih busana adat bukan hanya tentang keindahan visual, tapi juga tentang menenun nilai, doa, dan budaya di setiap jahitan, menjadi pilihan tepat bagi calon pengantin dan keluarga yang ingin memaknai busana adat lebih dalam, sebagai simbol doa, cinta, dan penghormatan terhadap tradisi. Pilihan sempurna untuk hari-hari sakral dalam rangkaian pernikahan.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now