Blog / Relationship Tips / Hukum Menceritakan Masalah Rumah Tangga secara Islam

Hukum Menceritakan Masalah Rumah Tangga secara Islam

Color:
Add To Board
hukum-menceritakan-masalah-rumah-tangga-secara-islam-1

Salah satu konsep ideal dalam membangun rumah tangga adalah bertumbuh bersama di dalam ikatan cinta. Dan bertumbuh bersama bukan berarti rumah tangga yang dijalani bebas masalah. Terkadang saat menghadapi masalah keluarga, perasaan kecewa dan marah pada pasangan mendorong kita untuk bercerita kepada orang lain. Alasan klasiknya adalah karena ingin mendapatkan pendapat objektif dari orang lain atau sekadar ingin meyakinkan diri bahwa apa yang dirasakan adalah valid. Lantas, perlukah sebenarnya menceritakan masalah keluarga ke orang lain? Bagaimanakah hukumnya menceritakan masalah keluarga ke orang lain dalam ajaran Islam?

Berhati-hatilah Curhat Masalah Keluarga ke Orang Lain

Menceritakan masalah yang kita hadapi atau curhat kepada orang lain sebenarnya adalah salah satu cara alami manusia sebagai makhluk sosial. Bahkan dalam dunia medis, curhat disebut sebagai ventilasi yang merupakan cara alami manusia untuk membagikan apa yang menjadi pemikirannya. Jika ventilasi tidak tercukupi dengan baik malah disebut bisa berdampak pada kesehatan psikis. Karena curhat bukan sekadar mengurangi beban pikiran tapi juga bisa memberikan perspektif baru dalam melihat masalah sehingga menemukan solusi yang belum terpikirkan sebelumnya. Ini mengapa para ahli psikolog menyebut kebutuhan untuk curhat menjadi sebuah mekanisme menyesuaikan diri yang sehat dalam menghadapi masalah.

Dengan mendapatkan "pembenaran" dari sisi medis dan psikologis tentang curhat masalah keluarga ke orang lain, bukan berarti Anda dapat curhat kepada siapa saja tentang masalah keluarga. Menceritakan masalah keluarga ke orang lain adalah hal yang sangat sensitif karena menyangkut interaksi Anda dengan pasangan. Bahkan agama Islam menegaskan rahasia rumah tangga adalah hal penting yang tidak boleh diumbar. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 187, yang mengisyaratkan pasangan sebagai pakaian maka diwajibkan untuk saling menutupi dan menjaga kehormatan.

Karena menjaga kehormatan keluarga adalah tanggung jawab bersama, artinya ada masalah-masalah keluarga yang sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain seperti kehidupan seksual. Kehidupan seksual adalah interaksi yang paling intim antara Anda dengan pasangan karena itu sebaiknya tidak menjadi konsumsi publik karena dapat merusak keintiman bersama pasangan. Hal ini pun secara tegas dilarang oleh agama. Hadis Abu Sa'id al-Khudriy berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia istrinya tersebut,". (HR Muslim)

Selain memilih masalah keluarga mana saja yang bisa dicurhatkan, Anda juga harus bijak dalam memilih teman curhat. Salah memilih teman curhat bisa membuat masalah keluarga semakin runcing atau justru mendatangkan masalah baru. Karena itu pastikan teman curhat Anda adalah orang yang dapat dipercaya, artinya terbukti tidak pernah mengumbar rahasia Anda kepada orang lain. Akan lebih baik juga jika teman curhat yang Anda pilih mengenal karakter Anda dan pasangan sehingga ia bisa memberikan masukan yang objektif. Agar solusi yang dari teman curhat Anda sesuai dengan kehidupan berumah tangga, pilihlah teman curhat yang sudah menikah. Sehingga sesi curhat bisa menjadi momen untuk saling belajar tentang menghadapi masalah keluarga.

Yang juga penting diingat dalam memilih teman curhat masalah keluarga adalah jangan pernah curhat kepada teman yang lawan jenis. Ini berpotensi untuk menciptakan ketertarikan satu dengan yang lain karena Anda merasa lebih didengar dan dimengerti oleh teman curhat ketimbang pasangan sendiri. Jika memang diperlukan, ajaklah pasangan bertemu pihak ketiga yang objektif seperti psikolog keluarga atau tokoh agama dalam menemukan solusi masalah keluarga. Selain membuat Anda dan pasangan menghadapi masalah bersama-sama, konsultasi dengan ahlinya akan membuat Anda berdua fokus memperbaiki masalah keluarga demi menciptakan hubungan keluarga yang harmonis.

Kunci Keharmonisan Keluarga Adalah Menciptakan Keseimbangan dan Kebersamaan

Sementara itu menurut ulama Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A., agar cinta terus tumbuh meski menghadapi masalah keluarga diperlukan keseimbangan. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa suami-istri harus saling seimbang dalam menunaikan hak dan kewajibannya. "Keseimbangan ini tidak hanya keseimbangan tugas dan cinta tapi juga keseimbangan pemasukan dan pengeluaran, keseimbanngan kemampuan dan keinginan. Kendati keseimbangan tidak selalu hadir dari persamaan yang mutlak, namun pada akhirnya menghasilkan kesamaan yang dirasakan bagi kedua pasangan," papar Quraish kepada Bridestory.

Untuk melengkapi keseimbangan, Quraish juga menyebutkan dalam rumah tangga diperlukan kesamaan. Dimulai dari kesamaan dalam cinta. "Harus sama-sama cinta, jika salah satunya tidak cinta maka pasti akan retak," tegasnya. Rasa cinta inilah yang kemudian membuat keduanya bertumbuh dalam penyatuan. Setelah itu maka muncullah kesamaan dalam kemanusiaan yang artinya mempunyai kesetaraan dalam kemanusiaan. "Sehingga berhak mempunyai kesamaan dalam penghormatan sebagai manusia. Inilah yang akan membuat kehidupan rumah tangga meski penuh tantangan akan membuat suami-istri hidup bersinergi dalam langkah dan gerak ke arah yang positif. Keduanya saling punya perasaan yang sama dalam suka dan duka, saling terbuka dalam rasa saling menghormati," pungkas Quraish.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now