La Chapelle sebuah venue pernikahan di wilayah Bangkok, Thailand, yang memiliki daya pikatnya sendiri. Hadir dalam balutan nuansa klasik yang lekat, tak terkecuali, pasangan Celine dan Reinhart pun seketika jatuh hati dengan eloknya bangunan tersebut. Merayakan hari istimewanya dengan cara yang begitu memukau, Celine dan Reinhart sepakat memilih bangunan dengan desain arsitektur serta ukiran elemen indah itu sebagai saksi untuk keduanya saling mengucap janji.
Ternyata, jauh sebelum hari bahagia itu tiba, Thailand telah mengukir kisah romantisnya sendiri bagi keduanya. Sebuah wilayah bernama Khao Yai, tempat di mana air mancur yang begitu indah mengalir, lantas menjadi latar bagi Reinhart melamar sang kekasih hati. Berselimut atmosfer syahdu tepat di kala matahari terbenam, Celine menerima lamaran sang kekasih.
Hingga tiba di hari bahagia keduanya, kokoh dan eloknya struktur bangunan La Chapelle lantas menjadi saksi bagi awal perjalanan cinta abadi Celine dan Reinhart. Prosesi pemberkatan yang berjalan dengan penuh suka cita. Nuansa indah serta suasana haru berpadu mengiringi jalannya acara. Sadar akan keindahan latar yang ditawarkan, baik Celine dan Reinhart setuju memilih sentuhan dekorasi minim yang lekat dengan palet berwarna putih. Hal ini pun terlihat dari kain drapery statement yang menjadi hiasan utama prosesi pemberkatan. Selaras dengan rona dekorasi, sang mempelai wanita tampil tak kalah memukau dengan pilihan gaun Alexandra karya desainer Monique Lhuillier. Gaun ballgown klasik ini pun dihiasi dengan detail renda yang jelita. Lengkap dengan desain drop waist yang tidak hanya terlihat elegan, namun juga menyatu indah dengan lekuk tubuh sang mempelai. Nyatanya, ini merupakan busana pernikahan impian yang telah lama ada di dalam benak Celine, sebuah gaun dengan siluet klasik yang terharmonisasi apik dengan konsep garden venue.
Menjamu dengan begitu indah, Celine dan Reinhart paham betul bagaimana membuat para tamu terpukau tanpa adanya celah. Teristimewa pada malam resepsi, sebuah ruangan dengan arsitektur yang tegas disulap menjadi begitu anggun oleh tim dekorasi Tea Rose. Tentu, untuk kembali merayakan setiap detail rangkaian dari hari bahagia kedua mempelai. Sentuhan kain drapery yang menari indah menyelimuti meja jamuan, berbagai detail seperti sinaran cahaya lilin, hingga pilihan calla lilies berpadu menawan memberi nyawa anggun di malam bahagia itu. Konsisten dengan rona putihnya, begitu pula pada busana yang Celine kenakan. Kali ini sang mempelai memilih gaun Camille dari desainer Vivienne Westwood. Tampil lebih minimalis, namun hadirnya elemen korset yang tegas serta neckline rendah kian merayakan bentuk tubuh sang pengantin. Rancangan modern yang berstruktur ini pun selaras dengan interior venue resepsi.
Pernikahan impian sang mempelai pun terwujud dengan nyata, setiap elemen serta jiwa yang hadir, benar-benar hidup dan turut merayakan momen istimewa tersebut. Namun, tak menutup kemungkinan adanya tantangan yang kedua mempelai hadapi. Seperti apa yang Celine sampaikan pada tim Bridestory, "Dari pengalaman kami, banyak vendor pernikahan yang baru mulai proaktif kerjanya makin dekat ke hari-H. Sebagai seseorang yang terjadwal, bikin aku deg-degan saat tidak ada progress. Jadi, buat calon pengantin yang mungkin lagi ngerasa cemas—apalagi di awal-awal persiapan yang kelihatannya lambat—nggak usah khawatir. Percaya aja sama prosesnya. Kebanyakan vendor sudah berpengalaman dan akan benar-benar all out pas waktunya tiba. Pada akhirnya, semuanya akan berjalan indah seperti yang diharapkan."
Intip lebih detail pernikahan dari Celine dan Reinhart yang mengusung tema modern vintage, hasil rancangan kedua mempelai bersama vendor-vendor kepercayaannya.
