Bertemu pertama kali di sebuah organisasi universitas, keselarasan Brigita dan Gentur dalam tiap percakapan yang terbangun kian berlanjut. Konsistensi dalam bertukar perjalanan dan kisah akan bidang yang diminati hingga pekerjaan pilihan, lantas membawa keduanya ke dalam sebuah hubungan yang lebih romantis. Menjalin hubungan kasih, Brigita dan Gentur dihadapkan dengan kenyataan bahwa jarak harus hadir di antara keduanya. Tak membuat kedua pasangan ini gentar, kehadiran jarak justru kian melekatkan keduanya, terutama Gentur yang tanpa henti menunjukkan komitmennya kepada sang kekasih, Brigita. Kegigihan Gentur untuk selalu memberikan yang terbaik pun meluluhkan sekaligus meyakinkan hati Brigita untuk melangkah lebih jauh bersama sang kekasih. Tepat di depan keluarga dengan pemutaran film animasi yang menggambarkan kisah Gentur dan Brigita dari awal kenal hingga hubungan berikutnya, Brigita pun menerima lamaran sang kekasih dengan hati penuh haru dan suka cita.
Melangsungkan pernikahan dengan mengusung adat Jawa pada prosesi pemberkatan secara adat, Brigita dan Gentur menjatuhkan pilihan pada palet berwarna hijau sage. Nuansa lembut yang terukir ini lantas berpadu apik dengan sentuhan warna merah maroon, merangkai statement mewakili hari yang begitu penting untuk keduanya. Perpaduan indah ini pun menjadi saksi bagi jalannya rangkaian sungkeman dan tea pai. Tak hanya tatanan dekorasi yang mendukung khidmatnya setiap rangkaian, pemilihan busana dengan dominasi warna putih turut merajut momen syahdu bagi kedua mempelai. Kebaya putih klasik karya desainer Gugi Nugraha pun membalut jelita sang mempelai wanita, sedangkan bersanding gagah di sebelahnya, sang mempelai pria yang juga mengenakan beskap Solo dengan nuansa putih.
Menyajikan tampilan yang berbeda pada rangkaian resepsi, Brigita dan Gentur kompak menginginkan nuansa sunset untuk hadir di dalam hari istimewanya. Hal ini terwujud nyata melalui dominasi warna orange dan gold pada palet dekorasi resepsi. Setiap sudut elemen pun terbalut hangat oleh pilihan warna matahari terbenam ini. Terlebih, kehadiran ornamen lingkaran tepat di tengah aisle resepsi, kaca dengan siluet structured, serta sematan elemen lilin yang hadir melengkapi hari istimewa dengan hangat. Teristimewa pada rancangan busana yang dikenakan Brigita, terdapat kisah unik dibaliknya. Hal ini disampaikan langsung oleh sang mempelai kepada tim Bridestory, "Waktu aku mengunjungi vendor dress yang akhirnya aku pilih, designernya menawarkan satu dress yang beliau buat untuk mengikuti pameran sehingga belum pernah dipakai orang lain. Saat dicoba, ukurannya langsung pas dengan badanku. Jadinya aku memilih dress itu saat H-6 bulan dan menambahkan detail collar, skirt, dan tail yang aku inginkan H-1 bulan dari hari H saat final fitting."
Jalannya hari istimewa dengan penuh haru dan sukacita ini ternyata memiliki kisah dan perjuangannya sendiri. Pasangan yang tak menetap di Indonesia ini harus merangkai hari bahagianya secara jarak jauh. Berbagai tantangan tentu keduanya hadapi, namun kemampuan dua insan dalam membangun dinamika komunikasi yang baik ternyata berhasil membawa keduanya pagi hari bahagia yang apik. Selain itu, kehadiran tim Hilda by Bridestory sebagai wedding planner dan organizer keduanya pun lantas memberikan banyak kemudahan lainnya bagi pasangan pengantin ini. Seperti yang disampaikan langsung oleh Brigita, "Banyak sih hal yang memorable buat kita, tantangan dan kesulitan pasti ada karena kita berdua tidak tinggal di Jakarta, jadinya jarang ada pertemuan onsite dan 90% virtual. Kami juga merasa bersyukur karena memilih WP dan WO yang tepat, karena kami rasa tidak mungkin kalau kami berdua bisa tenang merencanakan semuanya dari jarak jauh."
Intip album pernikahan Brigita dan Gentur dengan nuansa sunset yang lekat berikut ini.
