Blog / Relationship Tips / 4 Topik yang Kerap Memicu Konflik Rumah Tangga dan Cara Mengatasinya

4 Topik yang Kerap Memicu Konflik Rumah Tangga dan Cara Mengatasinya

Color:
Add To Board
4-topik-yang-kerap-memicu-konflik-rumah-tangga-dan-cara-mengatasinya-1

Kita seringkali mendengar kalau setiap rumah tangga pasti ada masalah. Terkadang sumber masalah sangatlah sederhana seperti kebiasaan tidak menjemur handuk dengan benar, lupa menurunkan dudukan kloset, atau bahkan sesuatu yang serius seperti hubungan seksual dan finansial. Sumber-sumber masalah ini pasti menciptakan perdebatan yang bisa berujung pada konflik rumah tangga.

Tapi jika setiap rumah tangga pasti pernah berkonflik, lalu apakah batasan konflik yang tidak merusak kualitas hubungan suami-istri? Atau apakah pasangan yang sering berkonflik tanda ketidakcocokan?

Sebenarnya ketika kita membahas tentang konflik rumah tangga maka kata kuncinya bukan pada apa yang dipermasalahkan tapi bagaimana anda dan pasangan menyampaikan argumentasi. Karena kemampuan berargumentasi ini akan berujung pada bagaimana Anda dan pasangan bisa menyelesaikan konflik. Apakah konflik diselesaikan dengan menghindarinya atau menemukan kesepakatan serta tidak mengungkitnya lagi?

Menurut pakar interpersonal relationship, Amie M. Gordon, Ph.D., rumah tangga dan konflik adalah hal yang biasa, bahkan sangat diperlukan. Selama pasangan menghadapi konfliknya secara konstruktif. "Yang menjadi tidak sehat adalah ketika Anda atau pasangan justru menghindari konflik serta menahan perasaan. Ini akan memicu konflik yang lebih besar di kemudian hari," paparnya seraya menyebutkan bahwa setiap pasangan suami-istri sebaiknya mengenali apa saja yang menjadi sumber konflik dan bagaimana cara menghadapinya.

Topik penyebab konflik rumah tangga 1: Seks!

Sebuah studi yang dilakukan Lauren M. Papp dan timnya menyebutkan sebenarnya hanya 8% konflik rumah tangga yang berhubungan dengan seks atau keintiman. Meski tidak besar tapi jika dicarikan solusinya maka bisa menimbulkan konflik rumah tangga yang serius. Karena itu sangat penting untuk membicarakan ekspektasi yang tidak terpenuhi ketika berhubungan seksual dengan pasangan. Sebab jika tidak dibicarakan, tindakan yang biasanya muncul adalah Anda menjadi kecewa dan marah, lalu intensitas keintiman jadi berkurang.

Bagaimana membicarakan topik ini agar menjadi konstruktif? Pertama kenali dulu bagaimana Anda mempersepsikan seksualitas. Cara tahu apa yang Anda sukai dan tidak sukai ketika berinteraksi secara intim dengan pasangan. Kedua, bicaralah secara terbuka tanpa menyudutkan atau menyakiti perasaan pasangan. Artinya Anda berdiskusi dengan pasangan bukan untuk menentukan siapa yang benar dan salah. Meski seks dilakukan penuh gairah tapi kadang kala ada saja orang yang tidak nyaman untuk membicarakannya secara terbuka. Jadi berdiskusilah dengan penuh rasa saying dan dengan tujuan mencapai kepuasan bersama.

Topik penyebab konflik rumah tangga 2: Uang!

Uang ternyata adalah topik yang paling sering menimbulkan konflik dalam satu hubungan. Masih dari studi yang dilakukan Papp pada 2019 lalu, topik tentang uang menjadi sumber konflik sebesar 19 persen! Lalu mengapa topik pembicaraan tentang uang selalu memicu konflik rumah tangga?

Papp menyebutkan karena uang sangat dekat dengan kekuasaan dan otonomi. Sering kali dalam rumah tangga, topik tentang uang muncul dipermukaan karena yang satu terlalu boros dan yang lain terlalu perhitungan. Bagaimana membicarakan uang tanpa memicu konflik? Duduklah bersama dan periksa status keungan rumah tangga. Apakah pola pengeluaran dan pendapatan rumah tangga Anda masuk kategori sehat atau besar pasak daripada tiang?

Dengan memeriksa status keuangan bersama maka Anda dan pasangan bisa sama-sama menemukan sumber masalahnya. Ingat, untuk memeriksa keuangan secara jujur dan transparan. Artinya saling jujur tentang semua pengeluaran dan pemasukan. Transparansi inilah yang akan membuat Anda dan pasangan memiliki tanggung jawab untuk berbagi kekuasaan serta otonomi.

4 Topik yang Kerap Memicu Konflik Rumah Tangga dan Cara Mengatasinya Image 1

Topik penyebab konflik rumah tangga 3: Pembagian pekerjaan domestik.

Siapa melakukan apa di rumah, sering kali menimbulkan konflik rumah tangga. Apalagi ketika salah satu pasangan yang bekerja kemudian merasa tidak punya tanggung jawab untuk ikut serta dalam melakukan pekerjaan domestik. Padahal adalah Anda dan pasangan yang sama-sama menempati rumah yang sama. Jadi sudah sewajarnya kalau kedua belah pihak berkontribusi dalam membuat rumah lebih nyaman.

Sebuah studi yang menarik muncul. Dikatakan pasangan akan merasa "puas secara seksual" jika suami atau istrinya ikut membantu dalam melakukan pekerjaan domestik. Bahkan apresiasi sederhana kepada pasangan yang memasak, akan membuat pasangan menjadi orang yang paling beruntung di dunia. Karena apresiasi membuat pasangan keberadaannya diakui.

Topik penyebab konflik rumah tangga 4: Kebiasan-kebiasaan kecil yang mengganggu.

Kebiasaan-kebiasaan kecil bisa jadi untuk Anda adalah hal yang wajar, tapi buat pasangan justru sangat mengganggu. Bagi orang yang biasa terorganisir melihat pasangannya tidak menurunkan dudukan kloset, tidak menutup odol, tidak menjemur handuk yang baru dipakai adalah sumber masalah.

Maka jangan langsung defensif ketika pasangan coba membicarakan hal ini, karena bagi dia kebiasaan-kebiasaan itu menciptakan ketidakseimbangan dalam hidupnya. Bicarakanlah solusi yang tepat untuk membuat Anda dan pasangan merasa seimbang.

Lantas, bagaimanakah berargumentasi secara konstruktif dengan pasangan? Kata kuncinya adalah buka percakapan dengan fair dan tidak menyerang. Dan berikut langkah-langkahnya :

  • Tenangkan diri dan pastikan Anda sudah tidak marah kepada pasangan. Coba tarik napas untuk meredam emosi.
  • Jangan saling menyalahkan. Awali argumentasi dengan sudut pandang saya, jangan kamu. Misalkan, "Kamu tidak pernah mengerti saya" ; "Kamu selalu begitu".
  • Fokus pada masalah yang saat ini dihadapi, jangan mengungkit masalah yang sudah lewat.
  • Berargumentasi dengan saling menghargai, jangan saling menghina dan mengancam.
  • Saling mendengarkan baru kemudian merespon.
  • Berdiskusi dengan pendekatan saling menyanyangi dan berempati bukan untuk memenangkan diskusi.
  • Selalu beri ruang kompromi untuk menyelesaikan masalah.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now