share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

share

Konsep yang diusung oleh Ines dan Yedha dalam resepsi pernikahan mereka adalah Pernikahan Adat Betawi. Tergambar dalam pemilihan dekorasi berupa rumah adat masyarakat betawi. Keluarga dan para among tamu pun mengenakan busana khas daerah Betawi, untuk wanita mengenakan kebaya encim dan kain khas Betawi dan untuk pria mengenakan beskap demang dengan kain khas Betawi. Ines sang pengantin wanita mengenakan kebaya modifikasi dengan dominasi pilihan warna hijau serta tak ketinggalan pula hiasan kepala untuk pengantin wanita dengan adat Betawi. Prosesi kirab pengantin dilakukan dengan iringan penari yang membawakan sajian tari Sirih Kuning, dimana tarian Sirih Kuning ini sering digunakan sebagai tarian penyambutan tamu kehormatan. Tarian Sirih Kuning sendiri sejarahnya merupakan pengembangan dari Tarian Cokek yang merupakan tarian pergaulan di Tanah Betawi Tempo dulu dan banyak berkembang khususnya di daerah pinggir (Tangerang dan sekitarnya). Arti kata Cokek sendiri berasal dari nama seorang Tuan Tanah di kawasan tersebut yang bernama lengkap Tan Sio Kek dengan mempersembahkan para penari wanita untuk menghibur para tamu dalam setiap perayaan pesta rakyat.Orkes gambang kromong dipergunakan untuk mengiringi tarian jenis ini. Saat pengantin sudah berada di singgasana nya, dan sebelum dimulai nya pemberian ucapan doa restu serta selamat kepada pengantin dan orang tua, hadirin tamu undangan juga dimanjakan dengan gemulai nya penari membawakan Tarian Yapong Venue : Auditorium Departemen Pertanian Ragunan Jakarta Selatan Jumlah tamu : 1500 orang Rias dan Make Up : Sanggar Miarossa Busana Pengantin : Sanggar Miarossa Catering dan Dekorasi : Puspita Sawargi Catering Services Wedding Organizer : StripeLines Organizer