Walaupun bersekolah di SMA yang sama, Aldo dan Qina tidak pernah bertemu secara langsung. Bahkan ketika akhirnya berkenalan pun melalui aplikasi eBuddy. "Setelah itu kami lost contact dan baru berkomunikasi kembali pada tahun 2017 dan akhirnya pada Desember 2020 kami melangsungkan pernikahan!" cerita Qina. Dapat pernikahan di tengah pandemi menjadi sebuah tantantan tak terlupakan bagi keduanya. "Kami sempat merasa sedih karena pernikahan tidak bisa dihadiri banyak kolega, dengan adanya aturan jumlah tamu yang dibatasi. Tetapi di sisi lain, kami juga merasa lebih khidmat karena suasana acara yang intim," Qina menambahkan.
Di hari bahagia mereka, 70 orang tamu hadir dalam selebrasi yang mengangkat adat Lampung Pepadun. Maduwaro digunakan sebagai veil pada saat akad nikah. Dalam acara resepsi, Qina melakukan Tari Cangget yang diikuti pemberian gelar adat bagi kedua mempelai dari tetua. Perpaduan dekorasi berwarna pastel dengan atribut adat yang mewah menjadi kombinasi unik yang memanjakan mata. Dan, melalui foto-foto pernikahan yang diabadikan oleh Kalamdala, keduanya terlihat begitu bahagia menyambut awal hidup yang baru.
"Kami bersyukur seluruh keluarga dan vendor sangat mendukung kami dalam mempersiapkan pernikahan ini," Qina berkata. Ia pun kemudian menyebutkan 21perniq, Hotel Borobudur Jakarta serta Kalamdala sebagai 3 vendor paling berkesan dalam proses mempersiapkan hari pernikahannya.
