Sejak awal, Tiara sudah memimpikan pernikahan yang benar-benar kaya akan tradisi Jawa. "Sejak kecil, nilai tradisional Jawa sudah berakar dalam keluarga saya. Karena itu, saya mendambakan pernikahan yang dapat melestarikan adat tersebut. Bagi saya dan Thaison, ini adalah perwujudan cinta kami yang besar terhadap bangsa," jelas Tiara.
Setelah mempersiapan pernikahan selama setahun, Tiara dan Thaison mengikuti dengan khidmat seluruh prosesi pernikahan, dimulai dengan siraman dan malam midodareni. Rupanya, acara siraman meninggalkan kesan yang istimewa bagi Tiara. "Mengikuti tradisi Keraton, saya mengenakan batik tulis sogan alih-alih ronce melati yang lebih modern ketika orang tua memotong ujung rambut saya. It was divine," ujar Tiara.
Tiara dan Thaison mengenakan busana Solo basahan berwarna hijau tua, terinspirasi oleh busana pernikahan ibu dan nenek Tiara dahulu. Pemilihan warna hijau pun tidak semerta-merta dilakukan tanpa dasar, karena rupanya ada pesan khusus di balik keputusan tersebut. "Hijau adalah warna klasik Keraton. Menurut filosofi Jawa, warna hijau melambangkan alam dan semua makhluk hidup di dalamnya," Tiara menjelaskan.
Saat hari pernikahannya tiba, 1,500 undangan memadati ballroom hotel Fairmont Jakarta. "Saya merasa sangat disayangi oleh semua orang yang hadir. Pihak keluarga kami selalu suportif sepanjang acara dan teman-teman kami rela terbang dari Bali, Singapura, bahkan Amerika Serikat hanya untuk menghadiri pernikahan kami," kenang Tiara.
Simak kembali foto-foto pernikahan karya Iluminen dan saksikan juga video pernikahan oleh Ellelui. Jangan lupa untuk menambahkan foto kesukaan Anda ke dalam inspiration board!
