Melsza dan Edwin dikenal sebagai dua individu yang sangat santai dan ramah. Mereka tidak menunjukkan sedikit pun eskpresi gugup pada hari pernikahan mereka. Keduanya memulai hari dengan bersiap-siap untuk upacara tradisional mereka, yang mereka lakukan dengan mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea. Di sebuah ruangan yang dicat oranye terang, pasangan bahagia itu melakukan berbagai ritual bersama dengan keluarga dekat mereka. Berbagai momen intim ditangkap dengan anggun oleh tim berbakat dari Valerian Photo. "Kami ingin membawa campuran tradisional mereka ke dalam foto-foto dengan banyak momen apa adanya dan jujur. Bahkan, ibu dari mempelai perempuan dan pengantin pria mengenakan hanbok ke resepsi makan malam dan para ayah sudah bergandengan tangan! Mereka merupakan highlight dari malam resepsi," ungkap sang fotografer.
Setelah upacara tradisional, keduanya langsung menuju ke kamar masing-masing untuk persiapan pemberkatan dan resepsi. Melsza mengagumi gaun pengantin dengan gaya plunging neckline yang indah dari The Knots, dan tidak sabar untuk memakainya sehingga dia bisa merasa seperti pengantin a la puteri kerajaan. Di ruangan lain, Edwin bersiap-siap mengenakan jas biru tua dengan bantuan orang tuanya. Mereka berdua memberinya tepukan di punggung serta beberapa pembicaraan tentang menikahi cinta dalam hidupnya. Kedua keluarga menemani para pengantin ke panggung. Momen kedatangan mereka hingga saat Melsza dan Edwin secara resmi diumumkan sebagai suami dan istri begitu emosional dan menyerupai dongeng, seperti yang dapat Anda lihat dalam foto-foto yang ditangkap oleh Valerian Photo.
"Kami ingin membawa tradisi campuran mereka ke dalam foto-foto dengan banyak momen yang raw dan jujur. Ada salah satu foto dengan pohon palem di tengah, yang artinya mereka akan bersatu dengan cinta, tidak peduli apa pun penghalangnya," jelas tim Valerian Foto tentang konsep di balik pemotretan singkat Melsza dan Edwin bersama para pengiring pengantin mereka. Untungnya, pasangan itu sangat alami di depan lensa dan sama sekali tidak malu untuk terus difoto. Inilah yang membuat album pernikahan mereka sangat menyentuh, seolah-olah siapa pun yang melihatnya mengalami sendiri momen-momen yang ditangkap dalam foto.
