
Photography: Bramsky
Bagi banyak orang, perjalanan dalam menemukan pasangan hidup akan menjadi sesuatu yang cukup menantang. Ada yang jatuh cinta karena kesamaan nilai, ada pula yang terpikat karena rasa nyaman yang tumbuh perlahan. Bahkan, pepatah mengatakan bahwa cinta tak pernah mengenal usia, dan hal ini terbukti dari banyaknya pasangan yang menjalin hubungan meski terpaut usia yang cukup jauh. Sayangnya, selisih usia dalam sebuah hubungan masih sering menjadi perdebatan di tengah khalayak, terutama apabila pihak perempuan lah yang justru lebih tua dibanding laki-laki.
Salah satu contoh yang akhir-akhir ini cukup menyita perhatian publik adalah kisah cinta dari pasangan selebriti Luna Maya dan Maxime Bouttier. Hubungan yang terjalin di antara keduanya pernah menjadi sorotan lantaran selisih usia sepuluh tahun yang memisahkan keduanya, Luna kini akan memasuki 42 tahun, sementara Maxime 32 tahun. Namun alih-alih memedulikan stigma, hubungan keduanya justru berhasil melenggang hingga ke pelaminan. Ini membuktikan bahwa kedewasaan emosional dan keselarasan visi jauh lebih penting ketimbang hanya sekedar angka. Juga, perbedaan generasi bukanlah penghalang ketika fondasi cinta dibangun atas rasa saling memahami.
Namun, apakah semua pasangan dengan age gap serupa dapat mengalami hal yang sama? Atau, adakah hal-hal tertentu yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berkomitmen dalam hubungan beda usia? Ikuti pembahasan berikut ini.
Bagaimana Perbedaan Usia yang Ideal dalam Hubungan?
Sebuah studi dari Australia pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa pasangan heteroseksual dengan perbedaan usia yang besar cenderung mengalami penurunan kepuasan hubungan secara lebih cepat, terutama dalam enam hingga sepuluh tahun pertama pernikahan. Studi tersebut menemukan bahwa pasangan dengan selisih usia 1 hingga 3 tahun, khususnya saat pria lebih tua dari wanita, menjadi yang paling umum dan melaporkan tingkat kepuasan hubungan tertinggi. Sementara itu, kepuasan hubungan cenderung menurun secara bertahap pada pasangan dengan perbedaan usia 4 hingga 6 tahun, dan semakin signifikan menurun pada pasangan dengan selisih usia 7 tahun atau lebih.
Senada dengan temuan tersebut, Fran Walfish, seorang psikoterapis asal Beverly Hills, menyampaikan bahwa perbedaan usia yang cukup jauh sering kali menghadirkan tantangan tersendiri dalam dinamika hubungan. Mulai dari kesenjangan nilai budaya, perbedaan selera hiburan, hingga pandangan yang tidak selaras mengenai seksualitas dan kehidupan rumah tangga. Segala perbedaan ini, jika tidak dikelola dengan komunikasi yang terbuka dan empatik, maka dapat berpotensi memperbesar konflik dalam rumah tangga. Menurut Walfish pula, rentang usia paling ideal antara pasangan adalah 1 hingga 3 tahun. Karena dalam rentang tersebut, pasangan cenderung memiliki tingkat kedekatan emosional, pemahaman, serta visi masa depan yang lebih sejalan, baik secara psikologis maupun biologis.
Apakah Perbedaan Usia Penting?
Perbedaan usia yang cukup jauh bisa saja menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian pasangan, mulai dari harus menghadapi perbedaan pandangan hidup, lingkungan sosial, hingga kematangan emosional. Karena setiap usia umumnya membawa prioritas yang berbeda. Sebagai contoh, orang dengan usia 25 tahun adalah masa di mana ia tengah giat mengeksplorasi arah hidup dan membentuk fondasi karier. Namun bagi mereka yang sudah memasuki usia 35, harapan hidup cenderung mengarah pada kestabilan finansial dan rasa aman. Ketimpangan ini tak jarang menjadi sumber gesekan, terutama dalam menentukan prioritas bersama dan pola hidup sehari-hari.
Meski temuan studi menyatakan demikian, penting untuk diingat bahwa perbedaan usia bukanlah satu-satunya tolok ukur keberhasilan pernikahan. Banyak pasangan dengan perbedaan usia yang cukup jauh justru berhasil membuktikan bahwa kematangan berpikir, komitmen yang kuat, dan komunikasi yang sehat jauh lebih berpengaruh terhadap ketahanan hubungan. Karena itu, bagi Anda yang hendak melangkah ke jenjang pernikahan, kuncinya terletak pada kesiapan untuk berdiskusi secara jujur mengenai hal-hal mendasar dalam hidup bersama. Dengan demikian, perbedaan usia tidak akan menjadi hambatan, melainkan bisa menjadi kekuatan dalam membangun rumah tangga yang harmonis.
Diskusikan Hal Ini Sebelum Menjalin Hubungan dengan Perbedaan Usia yang Jauh
Sebelum Anda memutuskan untuk melangkah lebih jauh ke jenjang pernikahan, ada baiknya Anda berdua membicarakan beberapa hal penting berikut ini secara terbuka dan jujur.
- Kesesuaian Nilai dan Prinsip Hidup
Setiap individu datang dari latar belakang keluarga, pola asuh, serta pengalaman hidup yang berbeda-beda. Maka tak mengherankan jika dalam hubungan beda usia, terdapat perbedaan cara memandang dunia. Untuk itu, bicarakan secara jujur mengenai nilai-nilai yang Anda anut, mulai dari pandangan tentang pernikahan, peran dalam keluarga, hingga hal-hal sensitif seperti agama dan politik. Kesesuaian dalam prinsip hidup akan menjadi fondasi kuat untuk menghadapi perbedaan lainnya. - Tujuan dan Visi Masa Depan
Ada yang sedang berada di fase mengejar karier, sementara yang lain mungkin sudah berpikir tentang membangun keluarga. Oleh karena itu, pastikan Anda dan pasangan memiliki arah yang sejalan. Diskusikan topik penting seperti keinginan memiliki anak, pengelolaan keuangan, rencana pensiun, atau cita-cita pribadi. Semakin terbuka pembicaraan ini sejak awal, maka semakin kecil pula potensi kesalahpahaman di kemudian hari. - Kemampuan untuk Berkompromi
Kompromi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam hubungan, terlebih ketika pasangan berada di fase hidup yang tidak sama. Apakah pasangan Anda bersedia mendengarkan dan mempertimbangkan sudut pandang Anda? Apakah ia terbuka untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama ketika terjadi suatu masalah? Kesiapan untuk berkompromi akan menjadi penentu apakah hubungan dapat berjalan dengan sehat dan berimbang. - Cara Pandang Terhadap Penilaian Sosial
Tak bisa dipungkiri, hubungan dengan selisih usia yang jauh sering kali menjadi sorotan, baik dari lingkungan sekitar maupun keluarga besar. Maka, penting untuk mengetahui sejauh mana pasangan Anda mampu menghadapi komentar negatif atau penilaian dari orang lain. Apakah ia cukup dewasa untuk menyikapinya dengan tenang, atau justru mudah terpengaruh oleh omongan orang lain? Ketahanan emosional sangat dibutuhkan agar hubungan tidak mudah goyah oleh pandangan orang luar. - Minat dan Aktivitas Bersama
Meski terdengar sederhana, memiliki minat atau hobi yang sama bisa menjadi pengikat emosional yang penting dalam hubungan beda usia. Ketika Anda dan pasangan dapat menikmati hal-hal yang sama, mulai dari hobi, musik, olahraga, hingga cara mengisi waktu di akhir pekan, maka hubungan pun akan terasa lebih dekat dan menyenangkan. Meskipun mungkin jenis pekerjaan Anda dan pasangan berada di ranah yang jauh berbeda. Minat bersama bisa saja menjadi jembatan yang mampu mengurangi jarak generasi dan memperkuat ikatan dalam keseharian.