Blog / Featured Vendors / Ngobrolin HPV: Wajibkah Vaksin Sebelum Hari H?

Ngobrolin HPV: Wajibkah Vaksin Sebelum Hari H?

Warna:
Tambahkan ke Board
ngobrolin-hpv-wajibkah-vaksin-sebelum-hari-h-1

Menjelang hari pernikahan, banyak calon pengantin yang rela meluangkan waktunya untuk berfokus pada persiapan fisik, mental, hingga estetika agar bisa tampil paripurna saat hari H. Segala persiapan tersebut tentu saja penting untuk dilakukan. Namun, ada satu hal krusial yang tak boleh diabaikan oleh Anda, yaitu mengenai kesadaran tentang kesehatan reproduksi. Hal ini karena salah satu risiko terbesar yang mengancam kesehatan perempuan di usia produktif adalah kanker serviks, bahkan penyebab utamanya adalah infeksi Human Papillomavirus atau yang biasa disebut dengan HPV. Virus yang menular melalui kontak seksual, termasuk hubungan intim maupun kontak kulit ke kulit.

Menurut data yang dihimpun Globocan 2018, Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia dalam kasus kanker leher rahim, sekaligus menjadi negara dengan angka kematian tertinggi akibat kanker ini di antara para perempuan. Setiap satu jam, satu perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks, di mana sebagian besarnya disebabkan oleh keterlambatan diagnosis lantaran terdapat lebih dari 50% pasien datang saat sudah berada di stadium lanjut.

Infeksi HPV umumnya tidak menimbulkan gejala sehingga banyak perempuan tidak menyadarinya. Diperkirakan 50-80% perempuan yang aktif secara seksual akan mengalami infeksi HPV setidaknya sekali seumur hidup. Meskipun 90% dari infeksi ini dapat hilang dengan sendirinya berkat sistem imun tubuh, sisanya berisiko berkembang menjadi kanker serviks. Inilah alasan mengapa Anda perlu melakukan proteksi diri dengan vaksin HPV.

MENGAPA VAKSIN HPV MENJADI PENTING?

Ngobrolin HPV: Wajibkah Vaksin Sebelum Hari H? Image 1

Vaksin HPV (Human Papillomavirus) adalah langkah pencegahan paling efektif untuk melindungi diri dari infeksi HPV, terutama tipe 16 dan 18, yang dapat berisiko berkembang menjadi kanker. WHO menyatakan bahwa lebih dari 90% kasus kanker serviks di dunia disebabkan oleh infeksi HPV. Pada tahun 2022 saja, tercatat 660.000 kasus baru kanker serviks dan 350.000 kematian secara global dengan angka tertinggi di negara berpenghasilan menengah dan rendah, contohnya seperti Indonesia. Hal ini karena masih terbatasnya akses vaksinasi dan skrining dini.

Cara kerja vaksin HPV adalah dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang mampu mengenali dan melawan virus HPV sebelum berkembang menjadi kanker serviks. HPV juga tidak hanya menyebabkan kanker serviks, tetapi juga menyasar jenis kanker lainnya seperti kanker vagina, vulva, anus, penis, tenggorokan, bahkan hingga kutil kelamin.


SIAPA YANG PERLU MENDAPATKAN VAKSIN HPV?

Vaksin HPV direkomendasikan untuk perempuan dan laki-laki usia 9 hingga 45 tahun. Berikut adalah usia penerima vaksin HPV yang ideal beserta jumlah dosisnya menurut rekomendasi dari World Health Organization (WHO) dan The Centers for Disease Control and Prevention (CDC):

  • Usia 9 - 14 tahun: Cukup 2 dosis, diberikan dengan jarak 6 - 12 bulan.
  • Usia 15 - 45 tahun: Diberikan dalam 3 dosis, dengan jadwal: 0, 1 - 2, dan 6 bulan.

Waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin adalah sebelum aktif secara seksual atau sebelum menikah. Namun, bagi yang sudah menikah, vaksinasi tetap dapat dilakukan selama belum melebihi usia 45 tahun dan belum terpapar virus HPV. Seperti yang dipaparkan oleh dr. Muhammad Fadli, SpOG., dalam pernyataannya pada laman berita CNN Indonesia, "Kalau belum terpapar HPV tentu masih boleh vaksin, tidak masalah," pungkasnya.

Bila tubuh Anda sebelumnya pernah terjangkit oleh beberapa virus, hal tersebut sebetulnya tidak begitu memengaruhi efektivitas vaksin HPV yang akan diterima. "Efektivitas dari vaksinnya itu tetap sama, namun ada kemungkinan orang yang sudah menikah atau aktif secara seksual sudah terpapar dengan kuman HPV. Jadi paling bagus adalah di usia muda sebelum dia aktif secara seksual atau bahkan semuda usia 9 tahun," tutur sang dokter.

Ngobrolin HPV: Wajibkah Vaksin Sebelum Hari H? Image 2

Nah, jika Anda sudah menikah dan belum pernah menerima vaksin HPV, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear dan tes HPV DNA terlebih dahulu untuk memastikan status infeksi sebelum vaksinasi.


BAGAIMANA PROSES MENDAPATKAN VAKSIN HPV?

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  1. Konsultasi dengan dokter kandungan untuk menilai kelayakan vaksinasi.
  2. Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan, termasuk alergi dan status kehamilan.
  3. Penjadwalan dosis vaksin akan ditentukan berdasarkan usia dan kondisi Anda.

Catatan: Vaksin HPV tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan harus ditunda hingga setelah persalinan. Selain itu, orang yang sedang demam atau menderita sakit sedang hingga berat tidak diperkenankan untuk menerima vaksin HPV.


PENTINGNYA WAWASAN TENTANG HPV DALAM SEBUAH HUBUNGAN

Ngobrolin HPV: Wajibkah Vaksin Sebelum Hari H? Image 3

Kesadaran terhadap virus Human Papillomavirus (HPV) penting untuk dipahami oleh setiap insan agar senantiasa sehat sekaligus menjaga kualitas hubungan bersama pasangan. Kurangnya pengetahuan mengenai HPV justru bisa menciptakan kesalahpahaman hingga berujung pada risiko kesehatan serius. Padahal, infeksi ini sangat umum terjadi dan kerap tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Mengutip dari pembahasan Ngobrolin HPV, berikut tiga hal yang penting untuk dipahami oleh pasangan, terutama bagi mereka yang sudah atau baru akan aktif secara seksual, agar bisa membangun relasi yang lebih sehat dan saling melindungi dari risiko HPV.

  1. Bersikap Terbuka sebagai Bentuk Kepedulian
    8 dari 10 orang berisiko terjangkit HPV sepanjang hidupnya, bahkan ini bisa terjadi tanpa sadar karena infeksinya sering kali tidak menunjukkan gejala. Membicarakan hal ini secara terbuka kepada pasangan adalah bentuk kepedulian terhadap kesehatan satu sama lain. Bukan untuk mengaku salah atau minta maaf, melainkan sebagai upaya bersama menjaga hubungan yang saling melindungi. Kejujuran dalam komunikasi akan membawa Anda berdua pada hubungan yang lebih dewasa dengan pondasi rasa percaya.
  2. Lakukan Screening
    Dalam banyak kasus, pasangan yang aktif secara seksual cenderung "berbagi" infeksi HPV. Tapi jangan khawatir karena sistem kekebalan tubuh biasanya bisa melawan infeksi ini secara alami. Namun, mengingat setidaknya terdapat 100 tipe virus HPV yang berbeda, Anda masih bisa terinfeksi jenis lain meski sudah pernah terkena sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk melakukan skrining rutin seperti pap smear guna mendeteksi risiko kanker serviks sedini mungkin. Sementara itu, laki-laki yang mengalami gejala seperti kutil kelamin atau iritasi di area genital, disarankan untuk segera konsultasi ke dokter guna mengetahui kemungkinan terinfeksi HPV.
  3. Proteksi Bersama Lewat Vaksinasi HPV
    Vaksinasi HPV adalah sebuah langkah untuk mencegah potensi kanker akibat infeksi virus ini. Baik perempuan maupun laki-laki dapat memperoleh perlindungan dari berbagai jenis HPV, terutama yang berisiko tinggi memicu kanker serviks, anus, penis, hingga tenggorokan. Waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin ini adalah sebelum aktif secara seksual, biasanya direkomendasikan sejak usia 9 tahun. Namun, bukan berarti mereka yang sudah aktif tidak bisa memperoleh manfaat. Perempuan yang sudah menikah tetap bisa menerima vaksin HPV, meski efektivitasnya mungkin sedikit menurun jika sudah terpapar tipe tertentu.


Pastikan Anda dan pasangan mulai #NgobrolinHPV. Konsultasikan dengan dokter mengenai jadwal skrining serviks dan vaksinasi HPV sedini mungkin.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang