Blog / Wedding Ideas / Mengenal Prosesi Ngunduh Mantu serta Maknanya dalam Adat Jawa

Mengenal Prosesi Ngunduh Mantu serta Maknanya dalam Adat Jawa

Warna:
Tambahkan ke Board
mengenal-prosesi-ngunduh-mantu-serta-maknanya-dalam-adat-jawa-1

Photography: PPF Photography & Videography

Ngunduh mantu adalah sebuah prosesi adat tambahan yang biasanya dilakukan oleh pasangan pengantin berdarah Jawa. Ngunduh artinya panen atau memanen, sedangkan mantu yang berarti menantu. Dengan kata lain, ngunduh mantu dapat diartikan sebagai sebuah keluarga yang telah mendapatkan seorang menantu. Bila dalam pesta pernikahan pihak pengantin wanita lah yang akan mengadakan hajat, maka dalam ngunduh mantu, keluarga dari pengantin pria didaulat sebagai tuan rumahnya. Tradisi ini dilakukan guna menyambut kehadiran sang mempelai wanita sebagai anggota keluarga baru dari keluarga besar pihak mempelai laki-laki. Biasanya, acara ngunduh mantu digelar sekitar 5 hari setelah hari pernikahan usai.

Mengenal Prosesi Ngunduh Mantu serta Maknanya dalam Adat Jawa Image 1
Fotografi oleh: The Caramelz Photography

Walaupun prosesi adat ini bersifat tidak wajib, nyatanya sebagian besar pengantin Jawa masih melaksanakan tradisi ngunduh mantu sebagai wujud penghormatan sekaligus pelestarian budaya. Secara umum, prosesi ngunduh mantu ditandai dengan kunjungan mempelai wanita, keluarga besar, beserta kerabat dekatnya ke dalam kediaman dari pihak keluarga besan (orang tua pengantin pria). Selanjutnya, kedua mempelai diharuskan untuk sungkem kepada keluarga dari pihak laki-laki sebagai bentuk bakti dan rasa syukur. Setelah pasangan pengantin dipersilahkan untuk menduduki pelaminan, orang tua mempelai pria akan menuntun orang tua dari mempelai wanita untuk ikut duduk di sisi pelaminan.

PROSESI LENGKAP NGUNDUH MANTU

Mengenal Prosesi Ngunduh Mantu serta Maknanya dalam Adat Jawa Image 2
Fotografi oleh: Flow Moto

Susunan acara ngunduh mantu biasanya terbilang jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan pesta pernikahan. Meski begitu, tradisi yang satu ini harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin, lengkap dengan 'sesajen' yang sesuai. Berikut rangkaian prosesi ngunduh mantu yang dilansir dari berbagai sumber.

  • Pertama, pihak keluarga pengantin pria akan mengirimkan wakil ke rumah mempelai wanita dengan membawa sajian berupa pisang ayu dan suru ayu. Ini merupakan lambang sedyo rahayu yang diartikan sebagai wujud kesejahteraan. Sang utusan kemudian meminta izin untuk membawa kedua mempelai menuju rumah besan atau tempat diadakannya prosesi ngunduh mantu.
  • Kedua, prosesi ngunduh mantu diawali oleh iring-iringan yang bernama pangombyong, yaitu ketika pasangan pengantin, orang tua mempelai wanita, serta kerabat dekat lainnya tengah bersiap untuk berangkat menuju rumah besan. Rombongan tersebut kemudian bergerak beriringan hingga tiba di kediaman orang tua pengantin pria ataupun lokasi acara ngunduh mantu. Bila mereka melintasi sebuah jembatan, maka sajian yang telah diberikan sebelumnya harus dilempar ke bawah.
  • Ketiga, saat rombongan telah tiba di rumah besan, maka prosesi sakral ini dilanjutkan dengan wijik pupuk, yaitu sesi mencuci kaki kedua mempelai dengan air bunga setaman yang dibantu oleh ibu mempelai pria. Ini dimaksudkan agar kedua mempelai yang baru saja melakukan perjalanan jauh dapat dihilangkan seluruh energi buruknya—yang mungkin saja sempat hinggap selama perjalanan.
  • Keempat, adalah tahap imbal wicara, yaitu dialog singkat sebagai bentuk penyerahan pengantin yang dilakukan oleh keluarga mempelai wanita kepada keluarga besar mempelai pria. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan penerimaan oleh pihak orang tua mempelai pria. Usai berdialog, pasangan pengantin diharuskan untuk meneguk dua gelas air bening dengan cara diminumkan oleh orang tua pengantin pria. Tahap ini dinamakan unjukan tirto wening, yang berarti sebuah pengharapan agar rumah tangga mereka senantiasa diberikan ketenangan dalam bertukar pikiran serta memutuskan sesuatu.
  • Kelima, orang tua pengantin pria kemudian menyambut kedatangan rombongan keluarga besan serta pasangan pengantin dengan membawa seperangkat benda. Tahap ini dijuluki sebagai sindur binayang. Ibu dari pengantin pria akan mengalungkan kain sindur pada bahu kedua mempelai, seraya diiringi oleh gending manten boyong basuki. Sementara itu, sang ayah akan mengambil keris milik putranya untuk kemudian diganti dengan pusaka yang telah disiapkan. Kemudian, ibu mempelai pria akan menuntun pasangan pengantin menuju pelaminan dengan cara dirangkul pundaknya dari arah belakang.
  • Terakhir, sebelum kedua mempelai menduduki singgasana pelaminan, tibalah saatnya untuk prosesi sungkeman. Ini merupakan wujud rasa syukur atas segala bimbingan yang telah diberikan semasa hidup, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap orang tua. Prosesi ngunduh mantu kemudian ditutup dengan acara ramah tamah dan doa bersama.

Nah, apakah Anda tengah berencana melakukan tradisi ngunduh mantu? Pastikan untuk meluangkan waktu secara khusus terhitung 5 hari setelah resepsi pernikahan dilangsungkan. Kondisi tubuh yang prima juga harus selalu dijaga pasca usainya rentetan acara di hari bahagia Anda. Hal ini semata-mata agar Anda dapat mengikuti prosesi ngunduh mantu dari awal hingga akhir tanpa suatu halangan yang berarti.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang