Pernah terpikir melakukan pernikahan intim yang berbeda dari biasanya? Pasangan pengantin yang satu ini memilih untuk melangsungkan pernikahan intimate elopement yang sederhana, namun tetap syahdu dengan tidak melibatkan tamu undangan. Disebut sebagai elopement karena secara historis, pernikahan ini adalah tentang dua orang yang 'melarikan diri bersama' demi bisa melangsungkan pernikahan rahasia yang dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga dan kerabat dari pasangan tersebut. Meski demikian, saat ini pernikahan elopement justru kerap menjadi primadona bagi dua sejoli yang benar-benar ingin menghabiskan waktu intim berdua tanpa adanya interupsi dari kehadiran orang lain, seperti pasangan Jesse dan Valencia, yang mendambakan sebuah perayaan penuh khidmat dan dipersembahkan secara khusus dari mereka dan untuk mereka berdua. "Untuk menghindari rasa lelah saat harus menghadapi banyaknya tamu undangan di hari istimewa, kami memutuskan untuk merahasiakan momen ini dan menyelenggarakan resepsi terpisah dengan keluarga dekat dan teman-teman di negara asal saya," pungkas Valencia.
Reguengos de Monsaraz, Portugal menjadi kota yang dipilih oleh Jesse dan Valencia untuk memadu kasih. Dalam perjalanannya mencari tempat pertukaran janji suci, mereka justru menemukan sebuah Silent Living dengan arsitektur memukau yang diberi nama Casa na Terra. Silent Living adalah sebuah konsep penginapan yang dirancang oleh sebuah keluarga, yang merenovasi setiap sudut rumah tinggal mereka dan membukanya bagi siapa saja yang ingin merasakannya. "Jadi, pada saat itu, kami memutuskan untuk membatalkan ide awal kami untuk bertukar sumpah di sebuah tempat pernikahan lazim khas Portugal, dan menghubungi pemilik rumah untuk mengizinkan kami menggunakan tempat tersebut untuk acara kami," turur Valencia. Casa na Terra menjadi sebuah permata tersembunyi dengan lanskap memesona yang ada di Monsaraz. Dirancang khusus oleh arsitek kenamaan asal Portugis, Aires Mateus, tempat ini mengusung desain industrial minimalis yang terlihat menyatu dengan panorama alam di sekitarnya.
Pada pagi hari sebelum melangsungkan sumpah suci, keduanya memutuskan untuk melakukan perjalanan singkat dengan berkendara melalui area pegunungan menuju kota Monsaraz. "Karena awalnya kota ini dibangun sebagai benteng pertahanan, jalanan bebatuan kota yang sempit dengan paduan tembok putih seolah memeluk lanskap di sekitarnya yang tak berujung. Kami akhirnya tinggal sejenak di sana selama satu jam, berpetualang bersama, serta mengabadikan momen satu sama lain dengan sebuah kamera film yang sempat diberikan oleh teman dekat," ungkap sang mempelai wanita.
Jesse dan Valencia kemudian kembali ke Casa na Terra untuk makan siang istimewa sebelum masuk ke kamar terpisah untuk bersiap-siap. Mereka lalu bertukar sumpah suci dengan seorang selebran di tengah bentang alam dengan rangkaian bunga minimalis. Kombinasi elemen hijau kering tampak berpadu dengan flora yang tersebar di sekitarnya, tak ketinggalan dengan potret bergaya editorial yang berhasil diabadikan oleh Couplet Photo dan 24Film. Malam harinya, Jesse dan Valencia menerima makan malam spesial yang disajikan oleh seorang koki pribadi. "Tidak perlu dekorasi khusus karena kami menyukai desain interior minimalis di tempat tersebut. Hanya ada rangkaian bunga di bagian tengah dan beberapa lilin putih yang disiapkan oleh Casa na Terra," kata Valencia sambil mengenang momen tersebut. "Kami mengakhiri hari dengan melihat bintang di atap Casa na Terra. Kami senang membuat keputusan (pernikahan elopement) ini demi bisa mengadakan perayaan pribadi yang terpisah, di luar acara keluarga dan teman-teman. Karena kali ini, kami dapat fokus menikmati momen sendiri," tutupnya.
