Sienny memutuskan bahwa Edwin adalah laki-laki yang tepat untuknya ketika ia melihat bagaimana Edwin bersikap di depan ibunya. "Ketika pertama kali bertemu dengan Edwin, ibu saya langsung mengatakan hal-hal baik mengenainya. Ia memang sangat hangat terhadap ibu saya," kenang Sienny. Dua sejoli ini pertama bertemu di sebuah kafe di Bandung, dan Edwin adalah pemilik kafe tersebut. Mereka awalnya dikenalkan oleh seorang teman yang berasal dari Kota Bunga tersebut dan sempat menghabiskan waktu bersama ketika Sienny sedang menghadiri acara kantor di sana. "Sejak saat itu kami dekat dan mulai menjalin hubungan romantis. Segalanya terjadi lumayan cepat di antara kita. Setahun setelah kami bersama, ia menghampiri saya ketika saya berulang tahun di luar negeri. Sepulangnya dari sana, kami bersama kedua belah pihak keluarga langsung membicarakan pernikahan," cerita Sienny.
Ketika memulai persiapan pernikahan, Sienny mersa sangat beruntung karena ia memiliki teman yang merupakan seorang vendor di industri pernikahan. Teman Sienny-lah yang mengusulkan untuk memakai Project Art Plus sebagai wedding organizer. "Tentunya saya mengikuti semua saran dari teman saya. Kalau mengenai venue, saya memilih The Apurva Kempinski Bali karena saya sempat berkunjung ke sana bersama Edwin ketika mereka baru saja buka. Kami suka sekali dengan kapelnya yang bernuansa Indonesia, namun tetap modern," ujar sang pengantin perempuan. Selain itu, Sienny bercerita bahwa sang calon suami juga sudah mengimpikan sebuah pemberkatan pernikahan di sebuah kapel, serta sangat mementingkan kelezatan hidangan yang nanti akan disajikan. "Sebagai pemilik kafe, dia sangat kritis terhadap hidangan-hidangan yang disajikan ke tamu nanti. Ketika kami melakukan food tasting dengan The Apurva Kempinski Bali, ia langsung approve semua menu dari mereka."
The Apurva Kempinski Bali dianggap sebagai pilihan tepat karena kedua pengantin ini ingin venue yang tidak sepenuhnya outdoor. Hal ini diasarkan atas ramalan cuaca yang mengatakan bahwa curah hujan sedang sangat tinggi di bulan hari bahagia mereka. Ternyata memang benar, seusai pemberkatan, hujan turun dengan sangat deras. Untungnya, seluruh acara tetap berjalan dengan lancar.
"Saya memilih konsep serba putih karena dari dulu aku memang ingin nuansa warna yang simpel namun elegan dan terkesan mewah," ungkap Sienny menjelaskan pemilihan tema dekorasi. "Semua hiasan bunga pada hari itu berwarna putih, hanya bridesmaids saya yang memakai seragam berwarna hijau mint." Keputusan yang tepat karena harmonisasi warna yang dipilih sang pengantin membuat album pernikahan mereka, yang diabadikan dengan apik oleh Pyara, terlihat sangat artistik sekaligus bersahaja.
Sienny menambahkan jika seluruh proses persiapan pernikahan tergolong lancar dan tanpa tantangan, walaupun rencana pesta resepsi mereka harus berubah karena pandemi COVID-19. "Kami merencanakan resepsi di Surabaya, namun telah kami undur karena situasi pandemi saat ini. Mudah-mudahan kami dapat menggelarnya di bulan September."
