Romantisme palet serba putih menjadi gagasan bagi pasangan YouTuber, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah dalam merangkai momen istimewa. Bagi Aurel terutama, putih menjadi simbolisasi sempurna dalam menguatkan kesan sakral dan suci. Kisah romansa keduanya dimulai sejak tahun lalu, tepatnya pada momen ulang tahun Aurel di bulan Juli 2020. Dalam sebuah makan malam penuh kejutan di atas kapal, Atta menyematkan cincin pada jari manis Aurel. Sebuah kejutan manis nan magis yang selalu berhasil melabuhkan impian setiap wanita. Demikian pun halnya dengan Aurel. Hingga kisah cinta keduanya berujung pada perayaan indah yang berlangsung hari ini di Raffles Hotel Jakarta. Proses persiapan dipertimbangkan secara matang selama kurang dari setahun.
Pengucapan janji suci pernikahan pun terlaksana dengan begitu indahnya di bawah kanopi bertabur bunga serba putih. Decak kagum menjadi reaksi mutlak bagi seluruh tamu undangan yang menyaksikan langsung momen kebahagiaan mereka berdua. Termasuk Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang hadir sebagai saksi pernikahan keduanya. Tampak Aurel mengenakan busana kebaya klasik rancangan Vera Kebaya. "Untuk konsep busana Aurel, saya memadukan kebaya klasik putih dengan kain batik sogan motif Sidomukti. Kebayanya juga tidak terlalu panjang, supaya kain batiknya lebih terekspos. Sementara untuk Atta, sebagai pengganti bandananya yang ikonik, saya membubuhkan motif petir pada pecinya. Ini juga merupakan salah satu permintaannya saat meminta saya untuk merancang busana pernikahan," ujar Vera Anggraini. Untuk hiasan kepala, Aurel pun memercayakannya pada maestro desainer aksesoris kenamaan, Rinaldy A. Yunardi. Eclectic Javanese menjadi inspirasi yang mendasari Rinaldy A. Yunardi dalam merancang. "Kolaborasi mahkota dan 7 cunduk mentul khas adat Jawa menjadikan atribut ini daya tarik yang spesial," tutur Rinaldy. Cunduk mentul yang berjumlah tujuh ini juga menyimpan filosofis tersendiri. Dalam bahasa Jawa, tujuh adalah pitu, yang juga merupakan interpretasi dari pitulungan, atau berarti pertolongan. Yang kemudian dimaknai sebagai pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai kedua pasangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Kepiawaian Rinaldy memang sudah tak diragukan lagi, dan atribut kepala yang dikenakan Aurel pun seolah menjadi saduran impresi adat yang gemilang.
Acara kemudian dilanjutkan dengan malam syukuran. Suguhan romantisme adat turut ditransformasikan secara komplet pada konsep perayaan ini. Interaksi dengan akar budaya Jawa tersampaikan melalui prosesi pembuka, Cucok Lampah, diikuti dengan iring-iringan keluarga, yang diawali oleh kehadiran wali dari pihak Atta Halilintar, Aryo Tejo dan Hestia Faruk.
Romansa perayaan pada malam itu kian mengalun seolah malam terasa lebih panjang. Penampilan Atta dan Aurel membawakan lagu Hari Bahhagia membuat format selebrasi menjadi lebih semarak. Atta dan Aurel benar-benar menarasikan kisah cinta melalui imajinasi perayaan yang istimewa, seakan menjadi syarat kisah dua sejoli yang layak disenandungkan hingga akhir masa.
