Awal pertemuan Rumi dengan pasangan adalah di bulan Februari 2021. "Kebetulan beberapa teman Mitha pernah diuruskan art dan styling prewedding-nya oleh saya," Rumi bercerita tentang awal perkenalannya dengan sang mempelai wanita. Setelah bertemu, Rumi mengaku terkejut dengan pilihan konsep sang pasangan. "Saya mengira mereka akan memilih konsep Japan Minimalism atau Western Elegant, tapi ternyata mereka antusias ingin menggunakan pakaian dan aksesori tradisional nusantara," cerita Rumi, yang akrab dipanggil Omrum oleh para pengikutnya di Instagram. 'Keduanya berlatar belakang Minangkabau dan Jawa Tengah, tetapi sejak lahir tinggal di Jakarta. Saya melihat pasangan ingin melakukan penghormatan terhadap akar kultural mereka,' Rumi menambahkan.
Ketika ditanya tentang kisah yang ingin disampaikan lewat album ini Rumi menjawab, "Seperti peribahasa 'asam di gunung, garam di laut, akhirnya bertemu di belanga' sejauh apapun jodoh, pasti akan bertemu juga. Walaupun Mitha dan Artha memiliki leluhur dengan latar belakang berjauhan, mereka bertemu di 'belanga bernama kota Jakarta." Lebih jauh lagi, Rumi menjelaskan tentang filosofi dari perpaduan budaya yang menurutnya sangat unik ini. "Dua kultur pasangan dapat dikatakan seperti dua muka berbeda dari satu koin yang sama. Kultur Keraton Jawa Tengah dikenal tenang, misterius, berwibawa, menjaga jarak, dan Patrilineal. Sementara kultur Bangsawan Minangkabau dikenal lebih meriah, terus terang, berwarna, Matrilineal. Walaupun seperti kebalikan, rupanya kedua budaya ini disatukan dalam kesamaan sistem kepercayaan, keanggunan serta kemasyarakatan yang kuat. Kedua budaya pun selalu totalitas dalam menyelenggarakan acara pernikahan. Saya ingin semua tersebut hadir dalam album ini," Rumi menjelaskan.
Pemilihan lokasi pemotretan pun memiliki pesan tersendiri di baliknya. "Saya pikir tidak ada lokasi yang lebih baik untuk pemotretan ini selain GKJ," pungkas Rumi. Prestisius dan elegan sejak abad ke-19, tempat tersebut menurut Rumi menawarkan suasana yang cocok untuk dramatisnya tradisi Jawa Tengah dan Minangkabau. "Lagipula, bukankah setiap kisah cinta adalah drama yang pantas ditampilkan di atas panggung teater?" ujar Rumi.
Persiapan panjang selama 7 bulan akhirnya berbuah manis. Tim dari Gedung Kesenian Jakarta pun begitu kooperatif, mengatur pencahayaan secara profesional untuk mendapatkan hasil foto yang diinginkan. Menurut Rumi, rasanya seperti sedang melakukan persiapan untuk pertunjukkan sungguhan. Tak hanya itu, kisah-kisah mistis dan peristiwa gaib yang diceritakan oleh para pekerja gedung pun membuat suasana kian semarak dan guyub. Simaklah seluruh album hasil bidikan Cerita Tentang Senja dan nikmati tiap rangkaian foto penuh makna di bawah ini!
