Kegigihan Alga dalam meyakinkan Adinda untuk menjadikannya sang kekasih hati pun berbuah manis. Masa pendekatan yang berlangsung selama 2 tahun, membuahkan perjalanan kasih yang terukir dengan manis selama 5 tahun lamanya. Jajaran momen indah yang terangkai menjadi sebuah perjalanan untuk saling mendukung dan memberikan yang terbaik, pada akhirnya berlabuh dengan syahdu ke sebuah ikatan pernikahan.
Perjalanan mewujudkan pernikahan pun dimulai saat sepasang kekasih ini berkunjung ke Bridestory Fair 2020. Melihat suguhan vendor yang ada, baik Adinda dan Alga jatuh hati pada cincin nikah dari vendor From Story, keduanya pun mantap menetapkan pilihan tersebut. Tiba di akhir tahun 2022, Alga yang kian yakin untuk masuk ke jenjang pernikahan mengutarakan kesiapannya itu pada Adinda. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Adinda membalas kesiapan Alga dengan hal yang serupa.
Memiliki latar kebudayaan yang selaras, kedua mempelai ini memutuskan untuk mengadopsi kebudayaan Jawa Solo ke dalam hari besarnya. Dambaan pernikahan yang intim terlukiskan secara apik melalui rangkaian pernikahan Adinda dan Alga. Dengan hanya total 230 tamu undangan, rangkaian hari istimewa tersebut diawali dengan prosesi pemberkatan. Keduanya sepakat memilih pendopo sebagai lokasi dilaksanakannya sesi pemberkatan. Hal ini menjadi cara bagi Adinda dan Alga dalam menyematkan kentalnya sisi semi tradisional ke dalam hari bahagianya. Penerapan budaya Jawa kian mengakar dengan pemilihan busana tradisional yang dikenakan sepanjang acara pernikahan. Terlihat dari balutan busana kebaya kutu baru berwarna putih dengan angkin merah dan jarik batik motif sidomukti yang dikenakan Adinda. Begitu pula dengan beskap putih simple khas Solo yang dipadukan dengan angkin merah dan jarik batik motif Sidomukti yang dikenakan Alga.
Rangkaian pemberkatan yang dilaksanakan pukul 3 sore ini berlanjut langsung pada resepsi pernikahan yang dilaksanakan tepat pukul 5.30 sore hari. Konsisten dalam membangun suasana intim dan hangat, dua sejoli ini melanjutkan selebrasi resepsi melalui konsep mingle dengan para tamu undangan. Mengambil tempat di sebuah lahan terbuka hijau, baik Adinda dan Alga terlihat luwes saat berbaur dengan para keluarga dan teman terdekat. Ditambah lagi suasana sore lengkap dengan panorama matahari terbenam kian membangun atmosfir perayaan yang begitu nyaman dan hangat.
Nyatanya, pemilihan waktu di sore hari menjadi alasan yang begitu kuat bagi kedua pengantin ini. Kecintaan mereka pada sunset dan keinginan mereka untuk menerapkan keindahan sunset terukir secara hangat dalam setiap momen di hari pernikahan tersebut. Terbukti dari rona dekorasi yang didominasi oleh warna orange, peach, dan putih. Kehangat kian tertanam pada pemilihan busana dengan rona merah maroon yang dikenakan oleh para keluarga inti. Sungguh, penyematan kehangatan suasana matahari terbenam yang begitu manis.
Hangatnya rangkaian pernikahan ternyata terjadi jauh sebelum hari besar itu dilaksanakan, di mana Jatidiri Ono selaku kakak dari Adinda yang berprofesi sebagai fotografer, memberikan hadiah manis berupa sesi pemotretan prewedding bagi keduanya. Sungguh rangkaian hari istimewa yang tertata secara manis dan hangat.
