Blog / Wedding Ideas / 6 Ciri Khas Dekorasi Pernikahan Bali yang Unik dan Istimewa

6 Ciri Khas Dekorasi Pernikahan Bali yang Unik dan Istimewa

Warna:
Tambahkan ke Board
6-ciri-khas-dekorasi-pernikahan-bali-yang-unik-dan-istimewa-1

Photography: Lentera Wedding

Setiap pernikahan tradisional yang datang dari berbagai suku di Indonesia tentunya memiliki ciri khas masing-masing, baik dari segi pakaian hingga ke elemen dekoratif yang menyertainya. Pulau Dewata pun menjadi salah satu wilayah yang dikenal kaya akan nilai-nilai budaya, maka tidak heran bila perhelatan momen bahagia masyarakat Bali juga dibuat begitu meriah lewat penerapan ragam ornamen tradisional yang penuh makna.

Sama halnya dengan suku-suku lain yang tersebar di Tanah Air, dekorasi pernikahan Bali juga memiliki karakteristik yang tak kalah istimewa. Ragam elemen dekoratif ini digunakan sebagai pengharapan agar pasangan pengantin senantiasa dijauhkan dari kemungkinan adanya energi negatif. Berikut ciri khas dekorasi pernikahan Bali yang kerap ditemukan pada setiap selebrasi tradisional.

6 Ciri Khas Dekorasi Pernikahan Bali yang Unik dan Istimewa Image 1
Akreditasi: Kamala Studio

6 Ciri Khas Dekorasi Pernikahan Bali

  1. Angkul-angkul
    Angkul-angkul merupakan gapura penanda jalan masuk utama yang umumnya diletakkan di area depan bangunan. Salah satu ciri khas dekorasi pernikahan bali ini dibentuk dengan ragam pahatan tradisional yang begitu kuat. Angkul-angkul juga banyak ditemukan di bagian depan rumah tinggal dari penduduk asli Bali. Beberapa masyarakat Pulau Dewata meyakini bahwa semakin tinggi kasta seseorang, maka semakin megah pula desain angkul-angkul yang digunakan. Sementara itu, makna penggunaan pintu gerbang angkul-angkul sebagai dekorasi pernikahan Bali adalah agar perhelatan yang direncanakan bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu halangan apa pun.
  2. Janur
    Janur khas Bali disebut dengan penjor. Elemen dekorasi ini biasanya diletakkan di sisi kanan dan kiri pintu gerbang utama sebagai penanda adanya perayaan yang bersifat sakral. Penjor merupakan simbol gunung yang dipercaya dapat memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Untuk membuat penjor dibutuhkan sebatang bambu dengan ujung yang melengkung, kemudian dihiasi daun enau muda atau janur kuning yang dibentuk sedemikian rupa. Penjor Bali terbagi menjadi dua, yaitu penjor yang bernilai sakral dan seni. Penjor sakral biasa digunakan pada setiap upacara keagamaan seperti galungan dan kuningan, sementara penjor seni biasa digunakan sebagai hiasan untuk menyambut perayaan pernikahan ataupun pesta budaya.
  3. Pelaminan Adat Bali
    Pasangan pengantin yang menyelenggarakan pernikahan tradisional Bali rata-rata memilih untuk menyulap bentuk dekorasi pelaminan mereka dengan replika rumah adat Candi Bentar. Mengutip Kumparan, masyarakat Bali percaya bahwa Candi Bentar merupakan representasi dari unsur alam semesta yang menjadi tempat berlangsungnya segala aktivitas manusia. Ragam ukirannya yang khas dengan bentuknya yang meruncing ke atas juga dipercaya mampu membawa rahmat dari Bhatara Wisnu sebagai dewa pemelihara alam agar bisa diberi kelancaran rezeki. Itulah mengapa, Gapura Candi Bentar kerap digunakan sebagai salah satu ciri khas dekorasi pernikahan Bali.
  4. Gebogan
    Gebogan adalah sesaji yang berisi aneka buah-buahan atau kue tradisional Bali dan diatur ke dalam sejumlah wadah bertingkat. Bagian bawah gebogan yang berbentuk lingkaran dengan sebuah penyangga disebut sebagai dulang. Selain menjadi salah satu elemen dekorasi pernikahan Bali, gebogan biasanya kerap ditemukan pada setiap upacara keagamaan umat Hindu sebagai bentuk persembahan sakral kepada Tuhan. Aneka makanan yang telah disusun ini kemudian dihias menggunakan janur dan kelopak bunga pada bagian ujungnya. Lalu, gebogan tersebut akan diletakkan di sisi kanan dan kiri pelaminan pengantin. Harapannya adalah agar segala rencana yang telah disiapkan oleh pasangan pengantin senantiasa dilimpahi berkah oleh Sang Pencipta.
  5. Kain Poleng
    Ciri khas dekorasi pernikahan Bali lainnya adalah kain poleng yang memiliki karakteristik desain seperti papan catur dengan kotak-kotak hitam dan putih. Dalam sebuah perayaan pernikahan, kain poleng dapat ditempatkan pada area pelaminan, batang pohon, ataupun patung-patung kecil yang tersebar di seluruh area gedung. Melansir Kompas, warna hitam putih yang berselang-seling merupakan simbol Rwa Bhineda, yaitu konsep tentang keseimbangan alam semesta. Kain poleng juga digunakan sebagai lambang perlindungan agar prosesi pernikahan dapat berjalan dengan baik sekaligus terbebas dari segala hal yang buruk.
  6. Payung Bali
    Tak lengkap rasanya bila dekorasi pernikahan Bali melewatkan elemen penting yang satu ini. Anda yang sering mengunjungi Pulau Dewata mungkin juga sudah tidak asing lagi dengan keberadaan payung-payung khas Bali atau tedung yang sering menghiasi setiap sudut kota, entah itu berupa tempat tinggal ataupun bangunan komersial. Uniknya, payung khas Bali ini juga kerap ditemukan pada dekorasi pernikahan tradisional. Bahkan, panjang payung ini bisa berkisar antara 1-3 meter. Pemasangan tedung payung berfungsi untuk melindungi sang pemilik agar terjaga dari roh-roh jahat yang kemungkinan besar dapat mengintai. Dengan perpaduan warna merah dan kuning keemasan, tedung payung selalu dibuat semenarik mungkin lewat ragam hias yang menyertainya.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang