Blog / Wedding Ideas / Catur Wedha, 4 Wejangan Pernikahan dalam Tradisi Jawa

Catur Wedha, 4 Wejangan Pernikahan dalam Tradisi Jawa

Warna:
Tambahkan ke Board
catur-wedha-4-wejangan-pernikahan-dalam-tradisi-jawa-1

Photography: MORDEN

Umumnya dalam prosesi pernikahan adat sebagian besar perhatian akan tercurah pada pengantin wanita. Namun, dalam prosesi pernikahan adat Jawa, ada sesi khusus antara calon mertua pria dengan calon menantu prianya. Tepatnya pada malam midodareni atau malam di mana calon pengantin pria beserta keluarga menghantarkan seserahan kepada calon pengantin wanita.

Setelah semua seserahan diberikan, maka tiba giliran calon menantu pria merespon dengan menyampaikan catur wedha.

Apakah Catur Wedha?

Catur Wedha, 4 Wejangan Pernikahan dalam Tradisi Jawa Image 1
Fotografi oleh: MORDEN

Secara sederhana, catur wedha adalah wejangan atau nasihat calon mertua pria kepada calon menantu prianya. Wejangan ini disampaikan atau dibacakan oleh calon mertua pria dengan menggunakan bahasa Jawa Ngoko karena bentuknya berupa perintah dari orang tua kepada anaknya. Lalu bagaimana jika calon menantu prianya bukan keturunan Jawa? Pada prinsipnya calon mertua pria tetap bisa memberikan wejangan ini dengan membacakannya dalam bahasa Indonesia.

Yang menarik adalah ketika prosesi midodareni dilakukan aktris Maudy Ayunda, dimana calon suaminya, Jesse Choi adalah pria kelahiran Korea. Meski Choi tidak mengerti bahasa Jawa, tapi ayahanda dari Maudy tetap menyampaikan catur wedha kepada calon menantunya itu dalam bahasa Inggris. Walaupun prosesi catur wedha dilakukan dalam bahasa Inggris namun tetap terasa hangat layaknya orang tua yang mengantarkan anak-anaknya ke jenjang pernikahan dengan penuh cinta.

Sebenarnya bagaimanakah isi dari catur wedha? Berikut Bridestory tuliskan dalam bahasa Jawa dan Indonesia.

Catur Wedha dalam bahasa Jawa

Putraku (sebutkan nama calon pengantin pria) kang sutresna, kanggo sangu ing madyaning bebrayan agung, kang Rama perlu ngaturi ular-ular kang diarani Catur wedha, sing unine kaya mangkene :

Sepisan, Rehne slirahmu bakal dadi garwane putriku, tandang tandukmu kudu tansah dewasa, aja kaya nalika isih jaka. Semono uga sisihanmu dalah momonganmu, kudu ngerteni yen wis ana sing ngemong.

Kaping pindho, Lahir bathin kudu tansah sungkema marang maratuwamu kayadene wong tuwamu dhewe.

Kaping telu, Urip bebrayan agung mono, wajib kudu netepi angger-angger paugering praja. Tansah hambeg mring sasama dimen sinuyudan temah anjalari gancar ing saluwiring pambudi daya

Kaping papat, Estokake dhawuhe Pangeran Gusti Allah Swt dalah Gusti Kang Makarya Jagad, lan adohana wewalere, warahing piandel utama agama sing kok anut lan tindakna saben dina supaya ayem tentrem lahir batin.Cinaketna ing sukawirya lan bisa murakabi marang nusa lan bangsa.

Catur Wedha dalam bahasa Indonesia.

Putraku (sebutkan nama calon pengantin pria) yang terkasih. Sebagai bekal berkeluarga, Ayah akan memberi empat nasehat atau wejangan yang biasa disebut Catur Wedha, yang beginilah isi wejangannya:

Pertama, engkau sudah memantapkan diri untuk bisa hidup berkeluarga dengan putri kami. Oleh karena itu segala tingkah lakumu harus disikapi dengan dewasa. Jangan seperti ketika masih perjaka. Jadikan istrimu mengerti bahwa istrimu telah ada yang melindungi sekarang ini yaitu kamu (mempelai pria).

Kedua, hormatilah mertua kamu seperti layaknya orang tua kamu sendiri. Karena kami orang tua (mempelai wanita) juga telah menganggap engkau sebagai anak kami sendiri.

Ketiga, hiduplah dengan bermasyarakat, harus mematuhi hukum negara, harus menghormati dan mengasihi sesama makhluk agar bisa menemukan kebahagiaan dalam hidup.

Keempat, bertakwalah kepada Allah SWT kepada Tuhan pencipta alam semesta dan jauhilah semua yang menjadi larangan-Nya sesuai dengan agama dan kepercayaan yang engkau anut. Niscaya nantinya engkau menemukan kegembiraan, kesenangan dan kemuliaan serta bisa menjadi teladan kepada sesama demi menuju kejayaan nusa dan berbangsa.

4 Makna Penting dalam Wejangan Catur Wedha

Catur Wedha, 4 Wejangan Pernikahan dalam Tradisi Jawa Image 2

Seperti yang terlihat bahwa ada empat poin penting yang disampaikan calon mertua pria kepada calon menantu prianya. Keempat poin itu adalah :

  • Mengayomi : Sebagai kepala keluarga, pria harus melindungi istrinya dengan sepenuh hati. Peran melindungi ini sama dengan orang tua melindungi anak-anaknya tanpa pamrih.
  • Hangayani atau menyejahterakan : Sebagai kepala keluarga, pria juga harus bertanggung jawab untuk menyejahterakan istrinya.
  • Hangayemi atau memberi rasa nyaman : Menciptakan rasa nyaman di dalam keluarga akan membuat istri merasa selalu dicintai oleh suaminya.
  • Hanganthi atau memimpin : Selayaknya seorang kepala keluarga, pria harus memimpin perjalanan rumah tangga dengan bijak bersama istrinya.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang