Blog / Wedding Ideas / 10 Pertanyaan Paling Umum tentang Etiket Undangan Pernikahan dari Calon Pengantin Beserta Jawabannya!

10 Pertanyaan Paling Umum tentang Etiket Undangan Pernikahan dari Calon Pengantin Beserta Jawabannya!

Color:
Add To Board
10-pertanyaan-paling-umum-tentang-etiket-undangan-pernikahan-dari-calon-pengantin-beserta-jawabannya-1

Photography: Berawal Dari Teman

Saat-saat di mana Anda harus mengatur daftar tamu undangan dan bagaimana kartu undangan tersebut dapat dikemas mungkin menjadi momentum yang cukup melelahkan bagi Anda dan pasangan sebagai calon pengantin. Ada banyak sekali informasi penting yang harus Anda sampaikan kepada setiap tamu melalui selembar kartu undangan, sehingga mungkin membuat Anda merasa kebingungan lantaran minimnya panduan terkait pembuatan undangan pernikahan. Alhasil, hal ini pun menimbulkan berbagai pertanyaan besar tentang bagaimana pedoman etiket undangan pernikahan yang sebenarnya, mulai dari siapa saja pihak yang harus diundang hingga kapan undangan tersebut harus disebar.

Berikut ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang etiket undangan pernikahan yang mungkin sering muncul di dalam kepala Anda. Semoga membantu!

  1. "Apakah saya harus mengundang seseorang yang pernah mengundang saya ke pernikahannya?"
    Mungkin Anda sering bertanya-tanya, apakah saya harus mengundang seseorang yang dulu pernah mengundang saya di hari pernikahannya? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung pada bagaimana kondisi hubungan pertemanan Anda dengan mereka di masa sekarang. Bila dulunya Anda dan dia cukup dekat dan masih menjaga intensitas hubungan, namun saat ini sudah benar-benar putus komunikasi, maka Anda tidak diharuskan untuk mengundangnya untuk 'membalas' undangan pernikahan mereka. Lain halnya apabila Anda dan dia masih berstatus sebagai teman dekat dan sering bertukar kabar hingga sekarang, memberikan undangan pernikahan kepadanya akan sangat berarti bagi kelangsungan hubungan pertemanan kalian.
  2. "Bagaimana cara menulis dress code pada undangan pernikahan?"
    Beberapa pesta pernikahan menerapkan dress code atau aturan berbusana tertentu yang harus diikuti oleh para tamu ketika menghadiri undangan. Instruksi tersebut kemudian ditulis secara spesifik dalam undangan pernikahan. Bila Anda berencana untuk menerapkannya juga, Anda dapat mencantumkan informasi tentang dress code pada bagian kanan bawah, pojok kiri, ataupun tengah bawah kartu undangan. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menempatkannya pada sebuah kartu terpisah yang menunjukkan gambar atau ilustrasi berbusana sesuai dengan tema pakaian yang Anda inginkan, baik itu white tie, black tie, semi-formal, ataupun smart casual. Cara ini akan memudahkan para tamu untuk mendapatkan inspirasi penampilan, mulai dari bagian kepala hingga kaki. Tidak masalah jika Anda cenderung ingin membebaskan mereka dengan tidak menuliskannya secara spesifik, Anda tetap bisa membantu mereka dengan cara membuat desain undangan yang mampu merepresentasikan aturan berbusana tertentu. Misalnya, desain undangan dengan pilihan warna yang lebih colorful dan permainan kata yang lucu cocok dengan tema smart casual, sementara desain letterpress dengan calligraphy cenderung lekat dengan nuansa formal.

    10 Pertanyaan Paling Umum tentang Etiket Undangan Pernikahan dari Calon Pengantin Beserta Jawabannya! Image 1
    Akreditasi: Derai

  3. "Apakah saya harus memberikan jatah undangan plus-one kepada setiap tamu?"
    Selebrasi pernikahan begitu erat kaitannya dengan masalah anggaran dan kapasitas gedung yang terbatas. Anda mungkin juga hanya ingin mengundang orang-orang terdekat saja yang memang sudah dikenal dengan baik sejak lama, mengingat ini adalah momentum paling penting dalam hidup Anda. Jadi, sangat wajar apabila Anda tidak bersedia untuk memberikan jatah plus-one kepada setiap tamu undangan yang hadir di pesta pernikahan, apalagi bila mereka memang berstatus belum menikah. Plus-one pada dasarnya adalah seseorang yang boleh dibawa oleh para tamu yang namanya tertulis di kartu undangan (biasanya berupa suami/istri atau teman kencan). Jika tamu Anda sudah menikah atau bertunangan, maka akan lebih baik bila Anda juga mengundang pasangan mereka. Lain halnya apabila belum menikah, Anda tidak harus memberi jatah undangan dengan plus-one kepada setiap teman Anda. Cukup tuliskan nama lengkap teman Anda secara spesifik di bagian depan kartu undangan, tanpa menambahkan frasa "dan partner" setelahnya untuk membuat mereka mengerti. Jika tamu Anda tetap menuliskan plus-one mereka di kartu RSVP, hubungi mereka secara pribadi via telepon atau pesan singkat, dan jelaskan alasan mengapa Anda memutuskan untuk tidak memberi slot undangan untuk plus-one. Misalnya, Anda bisa mengatakan bahwa Anda memiliki keterbatasan anggaran atau kapasitas ruang yang harus sesuai dengan rencana awal. Pastikan untuk berbicara dengan baik tanpa menyinggung mereka.

    10 Pertanyaan Paling Umum tentang Etiket Undangan Pernikahan dari Calon Pengantin Beserta Jawabannya! Image 2
    Akreditasi: Axioo

  4. "Bagaimana cara memperjelas bahwa saya mengadakan pernikahan khusus untuk orang dewasa?"
    Salah satu kiat yang bisa Anda lakukan jika hanya ingin mengundang tamu dewasa adalah dengan menuliskan pemberitahuan secara langsung pada kartu undangan. Dimulai dari mencantumkan nama lengkap setiap tamu undangan tanpa disertai "dan partner" atau "dan keluarga" pada sampul bagian depan. Ini untuk mempertegas bahwa undangan tersebut memang hanya ditujukan kepada mereka yang disebutkan saja. Kemudian, tuliskan pemberitahuan secara to-the-point di dalam undangan pernikahan sebagai bentuk penegasan. Contohnya sebagai berikut:
    ●"Pesta pernikahan ini adalah acara eksklusif untuk tamu dewasa. Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda."
    ●"Kami meminta pengertian Anda bahwa pernikahan ini adalah acara khusus untuk tamu dewasa. Kami sangat menghargai pemahaman Anda terkait keputusan ini."
    ●"Kami dengan homat meminta tidak ada anak di bawah usia 16 tahun di resepsi kami."
    Tulis frasa tersebut dengan bahasa yang sopan dan tulus. Pastikan mereka tahu bahwa keputusan ini dibuat bukan semata-mata untuk mengesampingkan anak-anak tercinta mereka, tetapi lebih untuk mengatur pernikahan yang sesuai dengan preferensi dan rencana Anda.
  5. "Bolehkah mengundang tamu ke upacara atau resepsi saja?"
    Jawabannya tentu boleh, meskipun etiket tak tertulis menyatakan bahwa tamu yang diundang ke akad nikah atau upacara pernikahan biasanya memiliki akses pula ke pesta resepsi. Anda memiliki kewenangan yang cukup untuk mengundang tamu ke upacara pernikahan saja, resepsi, ataupun keduanya, tergantung bagaimana preferensi Anda, kapasitas tempat, dan berbagai pertimbangan lainnya. Jadi, pastikan Anda telah menuliskan informasi ini di kartu undangan dengan jelas sehingga para tamu bisa memahaminya.
  6. "Kapan saya harus mengirimkan undangan pernikahan?"
    Ini tergantung dari kesepakatan di antara kedua calon pengantin, namun waktu yang paling ideal untuk mengirimkan kartu undangan adalah antara 6 - 8 minggu sebelum hari pernikahan tiba, setidaknya rentang waktu ini dikhususkan bagi kerabat dekat dan kedua belah pihak keluarga. Bagaimanapun, orang-orang yang Anda cintai membutuhkan banyak kelonggaran untuk mengosongkan jadwal mereka. Sementara untuk tetangga sekitar, kenalan, atau rekan kerja, Anda dapat mengirimkannya maksimum 2 minggu sebelum hari H. Jika Anda berencana menggelar pernikahan destinasi, pastikan untuk mengirim undangan atau kartu "save-the-date" antara 3 - 4 bulan sebelum hari pernikahan agar para tamu memiliki waktu ekstra untuk mengajukan cuti kerja dan merencanakan perjalanan mereka.
  7. "Waktu mulai acara sebaiknya sebaiknya ditulis jam berapa pada kartu undangan pernikahan?"
    Kartu undangan pernikahan harus mencerminkan waktu yang sebenarnya ketika Anda berencana untuk memulai acara. Menuliskan waktu yang lebih awal dalam upaya untuk mencegah keterlambatan tamu sebenarnya bukan praktik yang disarankan. Karena tamu Anda dipastikan akan tiba jauh lebih awal dan membuat mereka harus menunggu cukup lama, yang tentunya bisa menyebabkan rasa ketidaknyamanan. Waktu dimulainya upacara dan resepsi harus ditulis dengan keakuratan yang jelas. Apabila resepsi Anda diadakan di tempat yang berbeda, cantumkan lokasinya di bawah rincian waktu upacara atau dalam kartu resepsi terpisah sebagai opsional.

    10 Pertanyaan Paling Umum tentang Etiket Undangan Pernikahan dari Calon Pengantin Beserta Jawabannya! Image 3
    Akreditasi: Journal Portraits
  8. "Bisakah saya mencetak label tempel untuk nama dan alamat tamu undangan pernikahan saya?"
    Pencetakan label tempel untuk nama dan alamat tamu di kartu undangan pernikahan adalah hal yang umum dilakukan karena dinilai dapat mempermudah proses pengiriman undangan. Keberadaan label tempel ini juga mampu memberikan tampilan yang lebih rapi dan efisien. Kendati demikian, amplop dengan nama atau alamat yang dicetak rapi nyatanya lebih memberikan sentuhan khusus dan dianggap sebagai etiket yang pantas. Semuanya bergantung pada preferensi Anda dan pasangan.
  9. "Bisakah saya mencantumkan informasi di bagian belakang kartu undangan pernikahan?"
    Bila informasi tersebut masih sangat penting, namun sudah tidak ada lagi ruang kosong tersisa di bagian dalam kartu undangan, kami menyarankan untuk menggunakan kartu detail terpisah ketimbang menuliskannya di bagian belakang, kemudian selipkan kartu tersebut di bagian tengah. Karena bukan tidak mungkin tamu Anda akan mengabaikan bagaimana tampilan di bagian belakang kartu undangan Anda. Tentunya, Anda tidak ingin mereka sampai melewatkan informasi penting yang telah Anda cantumkan, bukan?

    10 Pertanyaan Paling Umum tentang Etiket Undangan Pernikahan dari Calon Pengantin Beserta Jawabannya! Image 4
    Akreditasi: byAfatjaya
  10. "Bolehkah saya membatalkan undangan seseorang?"
    Sudah terlanjur memberi undangan pernikahan kepada seseorang, namun tiba-tiba saja Anda atau pasangan mengalami perselisihan yang cukup besar dengan orang yang bersangkutan? Atau, Anda mengalami masalah serius sehingga harus mengubah lokasi pernikahan? Mungkin sebagian calon pengantin pernah terpikir untuk membatalkan undangan tersebut, tetapi sebenarnya membatalkan undangan tamu pernikahan Anda bukanlah etika yang baik. Bila masalahnya terletak pada konflik dengan orang tertentu, diskusikan masalah ini dengan pasangan Anda untuk menemukan jalan keluarnya. Dan jika pada keputusan akhir Anda berdua sepakat untuk tidak menginginkan orang yang bersangkutan datang ke pernikahan, ada baiknya hubungi tamu tersebut secara langsung dan beri pengertian kepadanya. Bagaimanapun, Anda tentu tidak ingin menimbulkan adanya ketidaknyamanan saat sedang menyapa para tamu di hari pernikahan nanti.

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now