Blog / Wedding Ideas / Makna Riasan Dan Atribut Pengantin Minang dari Sumatera Barat

Makna Riasan Dan Atribut Pengantin Minang dari Sumatera Barat

Warna:
Tambahkan ke Board
makna-riasan-dan-atribut-pengantin-minang-dari-sumatera-barat-1

Photography: REZA PRABOWO PHOTOGRAPHY

Salah satu pesona adat pernikahan di Indonesia yang banyak dibicarakan adalah upacara pernikahan tradisional Sumatera Barat, atau yang biasa disebut adat Minang. Jika Anda adalah calon mempelai yang akan mengusung adat Minang di upacara janji suci nantinya, ketahuilah lebih dulu makna atribut pengantin yang akan Anda kenakan di bawah ini.

Padang Pesisir

Makna Riasan Dan Atribut Pengantin Minang dari Sumatera Barat Image 1

Berdasarkan penuturan Elly Kasim, perias yang telah berpengalaman mendadani pengantin-pengantin Minang sejak tahun 1980-an, area Padang Pesisir termasuk dari selatan sampai utara. Ciri khas utama pengantin perempuan dari Padang Pesisir adalah mahkota yang disebut suntiang. Pada zaman dahulu, suntiang bisa terdiri sampai 13 tingkatan. Namun, pengantin modern kebanyakan memakai hanya sampai 9 atau 11 tingkatan yang beratnya ini bisa mencapai 1 sampai 5 kg. "Jumlah yang ganjil ini ketentuan asli dari tanah pesisis tersebut," ujar Elly.

Rangkaian mahkota ini terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah suntiang ketek sebanyak tujuh tingkat yang melambangkan budi pekerti dan sopan santun. Kemudian, untaian bunga melati dibubuhkan sebagai lambang kedamaian. Setelah itu, satu tingkat lagi ditambahkan yang biasa disebut mansi-mansi. Bagian ini terdiri dari sarai sarumpun dan beberapa tingkat suntiang gadang yang berjumlah ganjil, serta melambangkan kedewasaan dan kebijaksanaan. Di bagian paling atas barulah disusun deretan kembang goyang.

Dua macam perhiasan juga menjadi hiasan kepala yang biasa disematkan. Yang pertama adalah hiasan yang menjuntai di kanan dan kiri yang disebut kote-kote, sedangkan penghias yang berbentuk seperti kalung diletakkan di dahi dan disebut laca.

Menariknya, Elly menceritakan jika suntiang ternyata merupakan kombinasi dari beberapa pengaruh budaya luar di tempo dulu. Misalnya, aplikasi sulaman pada busana maupun pelaminan adalah pengaruh budaya Cina, sedangkan busana mempelai pria yang menggunakan celana tujuh per delapan dan berkaos kaki panjang mengambil unsur kekhasan budaya Spanyol dan Portugis.

"Pada kenyatannya, ada banyak jenis mahkota pengantin Padang Pesisir lainnya, seperti suntiang pisang saparak, suntiang tanduk, dan sebagainya. Namun, suntiang dari Padang Pesisir dianggap paling menarik dan semakin popular di tahun 1960-an. Oleh karena itu, suntiang Padang Pesisir seperti 'dinasionalisasikan' secara Minang," ungkap Elly menjelaskan mengapa mempelai perempuan berdarah Padang, dari mana pun nagarinya, lebih umum mengenakan suntiang Padang Pesisir.

Koto Gadang

Makna Riasan Dan Atribut Pengantin Minang dari Sumatera Barat Image 2

Pengantin Minang dengan baju adat Koto Gadang menggunakan penutup kepala yang disebut tengkuluk talakuang. Berbentuk kerudung, tengkuluk talakuang biasanya terbuat dari kain beludru bersulam emas. "Kerudung ini aslinya adalah pengaruh dari Gujarat," tutur Elly. "Secara otentik kalung tidak dipakai di dahi. Namun, sekarang banyak diaplikasikan untuk memberi kesan atraktif."

Selain dari Koto Gadang, pengantin dari Solok juga mengenakan tengkuluk yang disebut dengan tengkulung tanduak. Bedanya, kain songket dibentuk menyerupai tanduk dan dijadikan mahkota pada kepala calon mempelai perempuan.

Atribut Lainnya

Baik Padang Pesisir dan Koto Gadang, pengantin perempuannya mengenakan baju kurung. Kostum ini merupakan hasil akulturasi agama Islam dan budaya Minangkabau. Berpotongan longgar dan panjang menutupi lekuk tubuh, baju kurung dimaksudkan sebagai simbol untuk menjaga harga diri dan martabat perempuan sebagai calon ibu yang niscaya juga akan menjaga nama baik keluarga. Elly mengungkap banyak mempelai masa kini yang mengombinasikan suntiang dengan kebaya Melayu belah tengah. Pada praktek otentiknya, kebaya ini sebenarnya lebih identik dipakai oleh perempuan yang sudah menikah sebagai busana bepergian.

Berbagai perhiasan juga turut mempercantik calon mempelai perempuan, di antaranya gelang garobah yang berukuran besar, gelang pilin kepala bunting, gelang kareh emas, serta cincin berlian, cincin bermata tuju, cincin bermata lima, cincin rotan, hingga cincin kankuang.

Semakin tidak sabar merencanakan pernikahan adat Minang Anda sendiri? Saatnya berburu vendor di sini.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang