Blog / Wedding Ideas / Tradisi Malam Gagaren pada Pernikahan Adat Minahasa

Tradisi Malam Gagaren pada Pernikahan Adat Minahasa

Warna:
Tambahkan ke Board
tradisi-malam-gagaren-pada-pernikahan-adat-minahasa-1

Photography: Bernardo Pictura

Ragamnya suku dan budaya di Indonesia menjadikan setiap pernikahan memiliki keunikannya masing-masing. Tak hanya indah secara visual, segala detail mengenai pernikahan adat pun pasti memiliki makna yang tersirat di dalamnya. Salah satu suku terbesar di Indonesia yang menarik untuk dibahas adalah, suku Minahasa yang merupakan kelompok etnis yang berasal dari Semenanjung Minahasa di bagian utara pulau Sulawesi di Indonesia.

Menjelang hari pernikahan, terdapat beberapa prosesi upacara yang telah diwariskan turun-temurun sesuai dengan adat istiadat sang calon pengantin. Bagi suku Minahasa, mereka memiliki tradisi malam gagaren atau yang juga dikenal sebagai malam muda-mudi. Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan raga kedua calon pengantin sebelum memasuki kehidupan baru dalam berumah tangga kelak. Akan tetapi, tradisi malam gagaren sudah jarang ditemui seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dikarenakan sulitnya menemukan pancuran alami yang digunakan dalam melaksanakan tradisi tersebut.

Maka dari itu, tradisi malam gagaren di kota-kota besar digantikan dengan ritual mandi lain yang disebut dengan istilah mandi bacoho dan mandi lumelek. Mari baca lebih lanjut mengenai kedua prosesi upacara adat yang dilakukan sebelum hari pernikahan oleh suku Minahasa.

Mandi Bacoho

Biasa dilakukan di kamar mandi rumah calon pengantin, ritual mandi bacoho atau yang berarti mencuci rambut dapat dilakukan secara tradisional atau pun simbolisasi.

Secara tradisional:

Rambut calon mempelai akan dibersihkan dengan ramuan berjumlah sembilan jenis tanaman antara lain, parutan kulit lemon nipis atau lemon bacoho sebagai pewangi, air lemon popontolen sebagai pembersih lemak kulit kepala, bunga manduru, bunga melati, bunga mawar yang diremas dengan tangan sebagai pewangi, pandan yang ditumbuk halus juga sebagai pewangi, minyak buah kemiri untuk melemaskan rambut, kemudian dicampur sedikit perasan air buah kelapa yang ditumbuk halus agar rambut berkilau. Setelah itu, rambut akan dibilas kembali dengan air bersih dan kemudian dikeringkan.

Secara simbolis:

Semua bahan-bahan ramuan di atas dimasukkan ke sehelai kain berbentuk kantong, lalu dicelup ke dalam air hangat. Kantong tersebut diremas dan airnya ditampung dengan tangan, kemudian dipercikan ke rambut calon pengantin tanpa dicuci secara menyeluruh.

Mandi Lumelek

Melanjutkan prosesi mandi bacoho, pada ritual ini calon pengantin akan diguyur dengan air yang telah diberi bunga-bungaan sebanyak sembilan kali dari batas leher ke bawah. Kesembilan bunga tersebut adalah jenis bebungaan yang berwarna putih yang memiliki aroma harum seperti anggrek merpati, kaca piring, kumis kucing, korejat, portulaka, melati, lili hujan, powaran, dan sikulandi. Apabila ingin dilakukan secara simbolis saja, calon pengantin dapat membasuh wajahnya sendiri dan kemudian mengeringkannya dengan handuk bersih yang baru.

Apakah Anda pernah melaksanakan ritual-ritual adat Minahasa? Jika ya, silahkan bagikan cerita Anda pada kolom komentar di bawah ini.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang