Blog / Relationship Tips / Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Merencanakan Pernikahan Kedua

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Merencanakan Pernikahan Kedua

Warna:
Tambahkan ke Board
hal-hal-yang-harus-diperhatikan-saat-merencanakan-pernikahan-kedua-1

"When you fall in love again, it's funny the other things that come back in with that open-ness. You have this ghost chorus of the lovers who came before, but they're benign now, they're good spirits." - Emma Forrest, British-American author & journalist.

Tidak ada salahnya jatuh cinta lagi jika Anda pernah mengalami kegagalan di hubungan sebelumnya. Namun untuk sampai pada jenjang pernikahan, apalagi yang kedua kalinya, pastinya muncul pertimbangan dan tantangan yang lebih banyak. Momok perceraian atau kehilangan seperti kembali menghantui pikiran. Di sinilah Anda harus lebih memantapkan hati dan pikiran, sekaligus komunikasi yang baik dengan pasangan.

Berikut beberapa hal yang sebaiknya dipikirkan dan dibicarakan matang-matang ketika memutuskan untuk menikah lagi.

Jangan terburu-buru
Mungkin salah satu ketakutan Anda setelah mengalami perpisahan adalah hidup sendiri. Namun, inilah waktu yang tepat untuk banyak berefleksi diri. Nikmati momen me-time Anda sebelum berbagi momen dengan orang lain. Sebuah studi dari University of Michigan mengungkapkan jika kurangnya waktu personal atau me-time adalah penyebab utama pernikahan yang tidak bahagia. Oleh karena itu, tidak ada salahnya mempersiapkan diri secara mandiri daripada membuat keputusan yang terlalu terburu-buru.

Menikahlah karena memang ingin menikah lagi
Kembali berstatus lajang mungkin membuat Anda tidak bisa menghindari pertanyaan, seperti "belum bertemu yang lebih baik?" atau "kapan siap ke pelaminan lagi?". Terkadang komentar dari orang-orang terdekat dan lingkungan sekitar seperti menuntut Anda untuk segera menemukan pasangan hidup kembali. Abaikan desakan-desakan tersebut, melainkan dengarkan kata hati Anda sendiri dan tanyakan kesiapan diri Anda. Jika memang sudah ada calonnya, pastikan keinginan untuk menikah datang dari keinginan kalian berdua.

Belajar dari kesalahan
Tidak hanya Anda, mungkin calon pasangan Anda juga mengemban efek kegagalan dari hubungan masa lalu. Jangan takut untuk mengakuinya dan belajarlah dari kesalahan. Tina B. Tessina, seorang psikioterapis dan penulis buku Money, Sex and Kids: Stop Fighting about the Three Things That Can Ruin Your Marriage, mengatakan, "Apa yang ingin Anda ungkapkan bukanlah bahwa Anda adalah korban dari mantan yang buruk, melainkan jika Anda telah belajar dari pengalaman tersebut." Tessina juga menambahkan iika Anda mengerti sejarah Anda sendiri dan berniat mengetahui latar belakang pasangan baru Anda, maka Anda bisa berhenti mengulangi kesalahan.

Relakan yang sudah lalu
Perceraian maupun perpisahan bisa menimbulkan perasaan menyesal hingga rasa bersalah yang sulit dilupakan. Beri waktu pada diri Anda sendiri untuk bersedih karena itulah kunci awal untuk bisa move on. Hal tersebut sangat disarankan oleh Stephen J. Betchen, seorang konsultan pernikahan dan penulis buku Magnetic Partners: Discover How the Hidden Conflict That Once Attracted You to Each Other Is Now Driving You Apart. Betchen juga tidak menyarankan untuk membawa isu emosional yang belum terselesaikan di hubungan lama karena bisa berdampak buruk di pernikahan yang baru.

Berbagi mimpi dan cita-cita
Berdasarkan data perceraian tahun 2017 dari Pengadilan Agama di Indonesia, penyebab perpisahan yang menempati urutan teratas adalah faktor perselisihan dan pertengkaran terus menerus karena adanya ketidakcocokan dalam berumah tangga. Oleh karena itu, kompromi soal keinginan dan cita-cita dalam rumah tangga perlu dibicarakan kepada pasangan sebelum menikah. Tessina pun memiliki saran untuk hal ini, "Jika Anda sudah berdiskusi soal harapan dan mimpi tentang pernikahan, seks, dan finansial sejak awal, maka Anda bisa mengira sejauh apa Anda dan pasangan bisa mengarungi bahtera bersama."

Jangan berhenti menjadi romantis
Salah satu rahasia pernikahan umur panjang adalah jangan berhenti melakukan hal baik dan romantis sekecil apa pun kepada pasangan. Psikiater Scott Haltzman, yang juga menulis buku The Secrets of Happy Families, memberikan saran, "Lanjutkan semua perbuatan kecil penuh makna yang pernah membuat Anda dan pasangan saling jatuh cinta - berkirim bunga dan kartu ucapan, berkabar lewat pesan, memasak makanan favoritnya. Jangan biarkan keromantisan hilang." Tidak pernah kehilangan keinginan seperti di atas adalah salah satu pertanda Anda siap untuk berumah tangga kembali.

Vendor yang mungkin anda suka

Instagram Bridestory

Ikuti akun Instagram @thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan

Kunjungi Sekarang
Kunjungi Sekarang