Akina dan Thomas tidak mengharapkan hal yang berlebihan untuk pernikahan mereka, cukup yang sederhana dan intim. Namun, karena mereka berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, pasangan multikultural ini harus mengemasnya dengan nyaman. "Saya berasal dari Jakarta dan keluarga Thomas tersebar di berbagai tempat di Eropa. Bagi kami, Bali merupakan pilihan venue yang bisa menjadi penengah," ujar mempelai perempuan.
Setelah akad nikah di Bali, pasangan yang telah berpacaran dua tahun ini mengadakan resepsi intim di Provence, Prancis, tepatnya di kediaman pribadi keluarga Thomas. Mereka merasa sangat beruntung karena cuaca belum begitu panas di bulan Juni. Walaupun satu malam sebelumnya sempat hujan, namun matahari hangat bersinar lembut di hari dua sejoli ini menyambut para tamu. Akina sendiri tampil begitu anggun dan klasik dengan gaun besutan Tangan Prive, sedangkan Thomas menyerasikannya dengan jas tradisional. Setelah kembali mengucap janji suci dan bersosialisasi dengan orang-orang terdekat di area taman, acara diarahkan ke sebuah tenda megah yang akan menjadi tempat untuk menikmati makan malam dan hiburan musik. Deretan kursi dan meja kayu untuk jamuan komunal dengan dekorasi tanaman yang minimalis telah tertata apik di dalam tenda.
Sering berkolaborasi dengan vendor pernikahan membuat Akina tidak menemukan kesulitan berat ketika merencanakan pernikahan destinasinya. Banyak dari vendor yang terlibat adalah teman-temannya. "Untuk destination wedding yang terpenting adalah perencana pernikahannya sudah terpercaya dan berpengalaman. Selain itu, makanan juga penting untuk bisa mengakomodasi tamu yang datang dari berbagai latar belakang," ujar Akina membeberkan beberapa tips.
Diakuinya persiapan dokumen menuju pernikahannya-lah yang cukup kompleks, apalagi Thomas adalah warga asing di Indonesia. "Prenup atau perjanjian pra-nikah wajib untuk pernikahan berbeda kewarganegaraan," aku Akina. "Dokumen ini sangat penting untuk melindungi aset pribadi setiap pasangan, seperti properti dan tanah, jika terjadi keadaan darurat yang tidak diinginkan." Tidak hanya soal perjanjian pra-nikah, Akina juga berbagi tips lain untuk pasangan yang berbeda kewarganegaraan sekaligus keyakinan. "Carilah pemuka agama yang bersedia menikahkan, kalau perlu sampai ke kota lain. Kebetulan kami mendapatkannya di Bali."
