Tunangan dan lamaran, tentu kedua istilah yang satu ini sudah tidak asing di telinga banyak orang. Keduanya memang merupakan tahapan penting yang biasa ditempuh pasangan sebelum membawa hubungan ke tahap yang lebih serius. Sayangnya, tidak sedikit dari para pasangan yang masih merasa kebingungan saat harus menentukan langkah menuju hubungan ke jenjang berikutnya. "Apakah lebih baik kita tunangan terlebih dahulu atau langsung ke tahap lamaran saja?" atau bahkan mengira bahwa keduanya merupakan satu acara yang sama. Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, tunangan dan lamaran justru memiliki cukup perbedaan dari segi tujuan dan waktu pelaksanaannya.
Secara umum, tunangan dapat dimaknai sebagai bentuk komitmen pribadi antara dua individu yang sepakat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Sementara itu, lamaran biasanya melibatkan dua keluarga besar dan menjadi ajang resmi untuk menyampaikan niat menikah. Kedua tahapan ini bisa dijalankan dengan prosesi yang berbeda-beda, tergantung pada latar belakang keluarga ataupun adat istiadat yang dipegang teguh oleh masing-masing pasangan. Intip pembahasan berikut ini untuk memahami lebih lanjut mengenai perbedaan mendasar antara tunangan dan lamaran.
LAMARAN
Lamaran atau khitbah dalam istilah Arab merupakan salah satu tahapan penting sebelum menuju akad nikah dan pesta pernikahan. Prosesi lamaran menjadi sebuah hal yang sangat dianjurkan karena telah dicontoh oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Lamaran pun menandai awal dari proses yang lebih serius, di mana seorang pria menyatakan secara resmi niatnya untuk mempersunting perempuan yang dicintainya.
Lalu, kapankah waktu pelaksanaan lamaran yang ideal? Umumnya, prosesi lamaran dilangsungkan dalam waktu yang relatif dekat dengan tanggal pernikahan yang telah direncanakan sebelumnya. Bisa dalam rentang waktu kurang dari 6 bulan saja, atau bahkan banyak pasangan yang memilih untuk melangsungkannya hanya beberapa minggu sebelum hari H pernikahan.
Hal ini bertujuan agar ikatan lamaran tersebut tidak berlangsung terlalu lama, sekaligus menjaga kesungguhan niat dalam menyegerakan pernikahan. Tahapan lamaran ini juga sering dilakukan secara sederhana dan tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak serta pemuka agama atau tokoh masyarakat yang dituakan. Usai memberikan serah-serahan, calon mempelai pria kemudian akan menyematkan cincin kepada calon istrinya sebagai simbol pengikat.
Ulama Syaikh Abu Bakar Syatha dalam kitabnya yang berjudul I'anatut Thalibin, mengatakan bahwa disunahkan untuk melangsungkan lamaran dan akad nikah pada hari Jumat. Hal ini didasari oleh tiga alasan utama, yaitu karena Jumat adalah sayyidul ayyam (penghulu segala hari), Jumat merupakan hari raya bagi umat Islam (yaumul 'id), dan Allah SWT menciptakan Nabi Adam pada hari tersebut. Dengan demikian, hari Jumat diyakini sebagai hari yang penuh berkah dan paling ideal untuk memulai niat baik menuju pernikahan.
TUNANGAN
Tunangan merupakan salah satu tahapan dalam hubungan asmara yang menandai adanya komitmen lebih serius antara dua insan yang ingin melangkah ke jenjang pernikahan. Meski sama-sama digelar sebelum pesta pernikahan seperti halnya lamaran, tunangan memiliki fungsi yang berbeda. Prosesi ini biasanya menjadi momen ketika pasangan tidak lagi hanya berstatus pacaran, melainkan telah menyandang status baru sebagai "tunangan". Artinya, keduanya telah menyepakati bahwa hubungan ini akan berlanjut menuju pernikahan, meski belum pada tahap perencanaan teknis yang rinci.
Berbeda dari lamaran yang umumnya dilakukan dalam waktu dekat menjelang akad, tunangan justru bisa digelar jauh-jauh hari sebelum hari pernikahan, yakni antara 6 bulan hingga 1 tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memberi ruang bagi para pasangan demi mempersiapkan diri secara mental dan emosional menuju kehidupan pernikahan. Dalam prosesi tunangan, umumnya kedua calon mempelai akan saling menyematkan cincin tunangan sebagai simbol pengikat komitmen.
Dalam beberapa tradisi keluarga, acara ini juga dilengkapi dengan susunan acara tertentu yang lebih formal, seperti pembukaan acara oleh MC, beberapa sambutan oleh perwakilan keluarga, perkenalan masing-masing keluarga besar, hingga penyerahan seserahan secara simbolis dari ibu calon mempelai pria ke ibu calon mempelai wanita. Tak hanya melibatkan keluarga inti, tunangan sering kali digelar secara terbuka dan mengundang sejumlah teman dekat dan para kerabat.
Demikianlah perbedaan mendasar antara lamaran dan tunangan yang penting untuk dipahami oleh setiap calon pengantin. Perbedaan paling mencolok terletak pada waktu pelaksanaan serta makna pemberian cincin dalam setiap prosesi tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa urutan yang lazim dijalankan adalah tunangan terlebih dahulu, kemudian lamaran, dan akhirnya bertemu di pelaminan.
Namun, saat ini, tidak sedikit pasangan yang memilih melewati tahap tunangan dan langsung menggabungkannya dengan prosesi lamaran. Perlu dicatat bahwa tidak ada aturan baku yang mengikat mengenai tata cara atau urutan pelaksanaan kedua acara ini. Semua sangat bergantung pada kesepakatan dan kesiapan masing-masing calon pengantin beserta keluarga.