Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Photography: Studio June
Karina pertama kali berkenalan dengan Dimas sebagai panitia dalam sebuah acara gereja. Namun pertemuan pertama tersebut belum meninggalkan kesan bagi keduanya. Hinga bertahun-tahun setelahnya, mereka kembali dipertemukan dalam sebuah pertunjukkan musik. Karina ditugaskan sebagai penari, sementara Dimas menjadi gitaris yang mengiringi. Proses persiapan yang tak singkat pun menghantar keduanya pada pengalaman yang tak terlupakan. Dimas dan Karina pun menjadi semakin dekat. Kisah cinta yang bermula di tahun 2013 pun berujung pada sebuah selebrasi kasih yang indah di Mercantile Penthouse Wedding.
Salah satu momen paling istimewa dalam pesta keduanya adalah, saat bertukar janji pernikahan di altar dan meminta restu pada orang tua. "Kami sangat bahagia dan merasa diberkati dengan rasa cinta dari begitu banyak orang pada hari itu. Kedatangan kerabat dan sahabat terdekat pun turut menghangatkan hati kami," ungkap Karina.
Sebagai editor dari majalah Bridestory, wajar sekali jika Karina telah mengerti segala yang diinginkan untuk perayaan istimewanya bersama Dimas. Elegansi era vintage menjadi tema besarnya. "Kami ingin memancarkan nuansa dreamy di dalam ruangan melalui rangkaian bunga dan dedaunan, dipadu dengan aksen rona biru. Sementara untuk menyeimbangkan dominasi warna cokelat pada ruang, dekorator kami pun memilih warna pink untuk menambahkan kesan manis," ucap Karina. Saat pemberkatan, hamparan bunga putih sengaja dihadirkan untuk mencuatkan kesan sakral dan suci. "Teduh dan penuh kasih," imbuh Karina saat diminta untuk mendeskripsikan seluruh rangkaian pemberkatannya.
Selain itu, gaun vintage dengan materi chantilly lace juga turut mengundang decak kagum. Detail pearl dan juntaian veil yang subtil membuatnya tampil anggun saat menyusuri altar pemberkatan. Sedangkan pada malam hari, ia pun menggantinya dengan cape bermotif daun, yang senada dengan latar dekorasi. Dimas pun tampil memikat dengan setelan jas yang memikat.
Satu tahun merupakan waktu yang cukup bagi Karina dan Dimas dalam mempersiapkan segala elemen pernikahannya. Mercantile Penthouse Wedding pun dipilih sebagai venue yang dirasa sesuai dengan konsep selebrasi. Elemen interior, seperti pigura, candelabra, hingga centerpiece yang cantik menjadi atraksi yang menawarkan romatisme tersendiri. Untaian doa dan cinta dari kerabat pun melengkapi malam penuh suka cita, menjadikannya malam tak terlupakan bagi Dimas dan Karina.
Apakah Anda akan mengimplementasikan visi semacam ini ke momen sekali dalam seumur hidup Anda juga? Gulir kembali ke atas untuk melihat keseluruhan detail pernikahan Karina dan Dimas yang diabadikan oleh fotografer film favoritnya, Studio June.