Ketika bicara tentang pernikahan impian, kebanyakan pengantin akan menggabungkan seluruh elemen-elemen personal ke dalam detail dekorasi, stationary, hingga pakaian. Tantangannya adalah memadukan semua elemen itu menjadi cerita tentang selebrasi cinta yang dapat dinikmati semua orang yang hadir pada hari pernikahan.
"Saya selalu suka something yang personal, jadi awalnya dimulai dari mengumpulkan moodboard dahulu dan dari moodboard ini saya kontak vendor dekorasi (Stupa Caspea) dan vendor undangan digital (Of Earth Wind and Water). Dari sini kami brainstorming sesuai moodboard inspirasi maunya seperti apa." Demikian Mellyun Mutiara membagikan tipsnya ketika bercerita bagaimana mewujudkan konsep Whimsical Fantasy Garden pada hari pernikahannya bersama Christopher Silman yang berlangsung di The Residence and Terraces OnFive Grand Hyatt, Jakarta.
Mengapa Whimsical Fantasy Garden? Melly mengaku dari dulu ia selalu memimpikan hari pernikahannya akan dilakukan di outdoor venue. Pemilihan outdoor venue semakin kuat ketika persiapan pernikahan juga dimulai saat pandemi Covid-19 terjadi. "Ketika itu lagi diberitakan bagaimana virus corona ini airborne, jadi agar tamu-tamu lebih nyaman, kami survey venue yang menyediakan outdoor." Keputusan untuk outdoor venue inilah yang kemudian membuat kedua pengantin ini mantap memilih garden theme, khususnya Monet Garden dan fantasy world.
Agar selebrasi cinta di hari pernikahan tetap terasa personal, Melly dan Christopher pun memasukkan elemen-elemen yang merefleksikan karakter keduanya. "Adanya floral for the love of nature dan fauna yang melambangkan shio kami. Ada juga magical flying ship dan air balloon yang menceritakan kami suka art and travel. Sedangkan surreal layers of arch, ini karena kami suka museum dan sejarah," cerita Melly antusias.
Lalu untuk busana pernikahan, Melly memilih mengenakan white corded and beaded lace dress dan slip tulle dress dari TOTON koleksi Spring/Summer 2020 untuk dipakai saat pemberkatan nikah di gereja. Yang membuatnya jatuh hati pada wedding dress ini adalah obi belt-nya. "Cantik sekali. Warnanya nude dengan detail dari ragam payet, kristal dan pearl yang dipadukan dengan white dress two pieces. Klasik, unik, kontras namun masih soft." Alasan kedua adalah praktis. Desain wedding dress ini bisa dipadupadankan dengan pakaian lainnya. "Semuanya, seperti luaran, dalaman, dan belt bisa di-mix and match di kemudian hari. Jadi pas semuanya dengan yang saya mau."
Sedangkan untuk evening look, Melly memilih custom made top rancangan Dress by JEFF. "Supaya bisa dipadukan dengan tulle slip dress yang pagi. Saya suka dengan beading karya Jeff, karena hasilnya rapi dan beragam jadi bisa dieksplorasi bersama." Apalagi, sambung Melly, tema Whimsical Fantasy Garden akan selaras dengan white top dan floral detail. Maka diaplikasikanlah pada silk floral fabric dengan beaded stones dan kristal untuk menampilkan kesan glam. Sedangkan untuk silhouette dari wedding dress ini, Melly ingin menampilkan cocoon shape pada bagian belakang serta menonjolkan juga bagian lengan. Dan Jeff pun menyempurnakannya dengan menggunakan bahan silk sheer sehingga menyeimbangkan back volume dari atasan yang dikenakan Melly, supaya terlihat selaras dengan nuansa floral serta whimsical fantasy. "Bagian belakang cocoon-nya juga bisa dilepas sehingga bisa dua look dan bisa dipakai lagi," ucap Melly bahagia.
Dan di antara rangkaian prosesi pernikahan yang dilakukan, bagi Melly momen duduk berdua saja dengan sang ayah adalah yang paling berkesan. Sebenarnya saat itu keduanya tengah menunggu prosesi pemberkatan pernikahan dimulai. "Saya merasa surreal dan bersyukur pada Tuhan. Saya berpikir, wow pernikahan ini benar-benar terjadi, ya. Orang tua saya hadir di sini dan mereka dalam keadaan sehat."
Mengingat pernikahan dilaksanakan ketika puncak pandemi Covid-19 gelombang kedua tengah terjadi. Di mana ketika itu virus varian Delta sedang menyebar luas yang banyak juga membuat keluarga atau teman dari Melly serta Christopher yang batal hadir karena sakit dengan kondisi berat. "Ternyata pemberkatan nikah masih bisa berlangsung di tanggal 1 Juli, sebelum pemberlakuan PPKM level 4 pada tanggal 3 Juli, yang kemudian melarang diadakannya perhelatan pernikahan."
Situasi pandemi juga membuat beberapa prosesi di gereja ditiadakan, yaitu ketika ayah pengantin perempuan berjalan bersama menuju altar. "Namun untungnya, team WO menawarkan gladi resik sebelum Romo masuk dan kami melakukannya!" cerita Melly bahagia. Momen lainnya adalah ketika Melly dan Christopher bersujud kepada kedua orang tua. "Saat saya pelukan dengan papa, beliau tidak bisa berkata karena menahan tangis. Saya terharu karena saya memang tidak pernah melihat papa menangis." Sedangkan untuk Christopher, momen yang paling berkesan adalah prosesi entrance pada resepsi malam. "Mulai dari suasana dekor, wedding band, lagu dari Luxe Voir, saya sangat menikmati momen itu."
Bagaimanakah kemudian Melly dan Christopher menarasikan hari pernikahan mereka? "Fun, Quirky, Happy," jawab Christopher. Dan jawaban Melly adalah, "Roller coaster (but) happy ending." Karena menikah di tengah pandemi membuat situasi tidak bisa diprediksi. Melly pun menegaskan solusi dari situasi tersebut adalah selalu memikirkan apa yang terbaik untuk semua pihak, keluarga, tamu, dan termasuk kedua pengantin. "Selain selalu berpikir positif, tenang, dan pasrah, kita dan pasangan juga akan teruji ketika bisa melalui situasi ini. Dan untungnya, pasangan saya dasarnya lebih santai serta suportif. Jadi saling melengkapi. Rasanya bahagia dan plong ketika bersama. You can be yourself and chill together. Rasanya belum pernah bertemu dengan yang secocok ini," pungkas Melly bahagia.
Photography: Leo Vir
Photography: Leo Vir
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil
Photography: Verb by Vicky Tanzil